Religius harus sehat jasmani & Rohani
Menanggapi salah satu tema Pilihan Kompasiana yakni tentang"Kesehatan Perempuan ", pasti banyak yang menuliskan opininya Kesehatan perempuan secara umum.Nah untuk melengkapi ide dan opini kompasianer yang lain, penulis akan secara khusus menampilkan Kesehatan para biarawati ( religious Perempuan )
Kalau ada yang bertanya:" Apakah seorang religious harus sehat ?", pasti setiap penanggung jawab pembinaan pada setiap Tarekat / Kongregrasi akan menjawab : " ya harus itu ", karena kesehatan yang baik adalah modal utama bagi kaum religious untuk merasul, menjilmakan Kharisma dan semangat Tarekatnya dalam segala bentuk karya kerasulan.
Antara lain : Karya Pendidikan, kesehatan, social yang meliputi ( Panti asuhan,Panti Wreda, pendampingan kaum migran, anak jalanan/ anak dibawah kolong Jembatan, Pastoral, Pelayanan di Rumah retret dll).
Oleh karena itu setiap calon yang tertarik untuk masuk dalam Tarekat selalu diminta untuk test kesehatan, atau di test di RS milik Tarekat supaya hasilnya otentik. Kadang banyak yang tidak diterima karena mengidap penyakit yang menular.
Nah ketika calon mengalami masa pendidikan, keadaan kesehatanpun tetap diperhatikan/ dipantau. Bicara tentang kesehatan mencakup pelbagai segi, kesehatan badan, emosi, spiritual, mental,dan masih banyak yang bisa dibahas.
Seorang yang sehat bisa digambarkan bahwa orang tersebut berwajah segar, sumringah, bersemangat, cekatan, dapat melakukan aktifitas keseharian, berjalan, mungkin berlari, meloncat. Kulit cerah, mata berbinar, wajah cerah, hal ini kalau dilihat secara lahiriah. Dan orang tersebut berdaya tahan dalam pekerjaan dan tanggung jawabnya, jarang sakit, bahkan tidak pernah sakit.
Kesehatan rohani bisa digambarkan bahwa orang tersebut, seimbang.Memiliki kesehatan mental berkaitan dengan sikap, kepribadian, perkembangan bahkan kemampuan akademik, bagaimana dia memandang dirinya sendiri dan lingkungannya. Hal ini berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi stres dan tantangan.
Sebenarnya dalam kehidupan religius sendiri, sudah menyediakan sarana" untuk Hidup Sehat" baik secara Jasmani maupun rohani. Kalau dijalankan dengan penuh ketekunan, kesetiaan, seorang religius dapat menjaga, mengusahakan hidupnya secara sehat. Betapa tidak, dalam hidup religius sudah terbiasa bangun pagi, mandi, bermeditasi, doa pagi, ibadat Ekaristi.
Hal ini merupakan awal dari membangun kesehatan rohani, emosi dan membangun kesadaran pribadi. Setelah itu Makan pagi, bersih-bersih ruang pribadi, mencuci baju sendiri, berangkat kerja sesuai tugas. Nah apa ya tidak sehat? Seorang religius tidak pernah memikir besok pagi saya makan apa ya? Kecuali yang bertugas didapur.
Begitu selesai Misa pagi, makanan sudah tersedia di meja, tinggal makan. Jam 9.30 -10.00 dibiara biasa ada acara nyamik / snoep, marienda disitu tersedia makanan kecil dan minumannya, lanjut kerja lagi, pkl 12.30- 13.00 makan siang, pkl 16.00 nyamik, snoep, marienda, sore dan pkl 19.00 makan malam. Nah dilihat dari asupan gizi dan makanan seorang religious ya pasti sehat. "Men Sana in Corpore Sano"( di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat)