Human Trafficking atau Perdagangan manusia telah terjadi sejak dulu. Banyak Korban telah terluka baik secara badani maupun secara psikologis, bahkan mati tak berdaya seperti binatang.
Martabat manusia tidak dihormati, dihargai bahkan dilecehkan. Padahal Manusia adalah Citra Allah yang mesti kita hormati dan kita selamatkan jika mereka dalam penindasan.
Apakah masih ada di sekitarku bentuk perdangan atau pelecehan martabat manusia? Apa yang akan kulakukan? Itulah pertanyaan yang mesti mengusik kita untuk membela hak-hak saudara-saudari kita yang tak berdaya karena diperdagangkan.
Tanggal 8 Februari adalah Peringatan Santa Bakhita Pelindung korban Human Trafficking,oleh Bapa Suci dissahkan menjadi 'Hari Doa Internasional ' dan merupakan hari AHT = Against Human Trafficking ( Menentang Perdagangan Manusia ).
Maka kami IBSI ( Ikatan Biarawati Seluruh Indonesia ) bergandeng tangan dengan para Pemuka Agama yang ada di Indonesia untuk mengadakan Doa Serentak yang akan didoakan oleh anak-anak di sekolah dan masyarakat luas untuk menentang Perdagangan Manusia.
IBSI akan mendistribusikan panduan doa kepada para pemuka Agama besar yang ada di Indonesia, juga kepada KOPTARI ( Konferensi Pemimpin Tinggi Tarekat Religius Indonesia)
IBSI sendiri mempunyai Komisi untuk bergerak menangani Human Trafficking, dulu namanya CWTC = Counter Women Traficking Commision, namun sejak Agustus 2019 namanya berubah menjadi Thalitakum Indonesia untuk menyesuaikan dengan Thalitakum ( Komisi yang bergerak melawan Human Traffiking ) yang di negara lain .
Thalitakum dibentuk oleh USIG = Union International Superior General yaitu Persatuan Para Pemimpin Tinggi Tarekat Religius Wanita/Biarawati seluruh dunia yang berpusat di Roma.
Sejak tahun 2006 memberi perhatian yang lebih serius akan masalah Human Trafficking, khususnya yang dialami oleh perempuan dan anak-anak
Hal ini ditambah adanya fakta bahwa perempuan dan anak menjadi korban perdagangan manusia, yang disejajarkan dengan perdagangan senjata dan narkoba.
Menanggapi kenyataan itu maka UISG mengundang IBSI, untuk menghadiri seminar anti perdagangan manusia UISG di Manila.PadaTanggal 27 Nov -- 3 Des 2006 .Pelatihan dari UISG dan IOM ( International Organization for Migration ) Itali yang pertama bagi para biarawati Asia Pasific, di Manila -- Filipina.
Dalam Rapat Kerja & Pelatihan ini UISG membentuk APWRATH (Asia Pasific Women Religious Anti Trafficking in Human) Rapat ini dihadiri oleh para biarawati dari Filipina, Jepang, Korea, Taiwan, Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia, Sabah, Australia dan Indonesia.Para suster di negara-negara tersebut menjadi anggota APWRATH.
Melihat data yang diketemukan oleh IOM Bahwa banyak korban trafficking asal Indonesia berada di mancanegara, Maka perlu :
- Penyadaran akan adanya masalah
- Mensosialisasikan permasalahannya
- Mencegah trafficking di Indonesia
- Membantu korban
- Kerjasama antar Negara