Pendidikan Awal di Biara.
Sebagaimana perhatianku terhadap Suster Lansia, yang penting juga untuk diperhatikan selain para suster Medior juga para para Suster muda untuk memilih kampus yang sesuai dengan jalur Pendidikan mereka. Memilih kampus bagi para suster muda memang perlu kecermatan tersediri untuk melihat latar belakang Pendidikan, ketertarikan, passion dan kebutuhan Kongregasi / Tarekat.
Pendidikan Calon biarawati dimulai dari Aspiran ( masa perkenalan ), Postuland ( masa perkenalan tapi sudah masuk pembinaan), Novisiat ( Masa pembinaan dan sudah mengenakan busana biara) dan Yuniorat.
Memang lain model pembinaannya dengan jaman sewaktu saya menjadi Calon saat itu tahun 1980 -- 1990. Kami yang masuk biara sudah mempunyai ketrampilan semisal sebagai guru, perawat, assisten Apoteker, kerja kantoran/ administrasi, dll. Biasanya langsung diterjunkan dalam karya.
Masih ingat waktu saya postulant baru 2 Minggu, langsung dikirim ke Purbalingga untuk mengganti tugas Suster Kepala Sekolah disana, selama 1 bulan. Suster Pimpinan begitu percaya, bahwa kami bisa, demikian juga rekan-rekanku yang sudah lulus Keperawatan / Kebidanan langsung diterjunkan ke Rumah Sakit.
Dari awal kami telah dididik untuk bergelut dalam karya, berusaha mengatur waktu antara hidup komunitas, hidup doa dan karya. Sepulang dari Purbalingga saya ditugaskan untuk mengajar di TK, dan SD kelas 2, itu tugas pokok. Saya juga diminta untuk mengganti suster medior selama 2 bulan mengajar Agama di SMA Negeri.
Tugas tambahan mengajar Agama untuk anak-anak di desa Bendan, dan berkembang sewaktu saya menjadi Novis ( masih dalam taraf Calon Suster ) saya diminta untuk mengajar agama di Kota Batang, dan mengajar agama di SD Negeri Sampangan, serta SMP Negeri I, II, III. Yang waktu itu digabung jadi satu, setiap hari Jumat.
Belum lagi tugas tambahan di komunitas dengan jadwal yang sudah diatur kami menolong di dapur, kamar cuci, kamar jahit dan punya sepetak tanah untuk ditanami yang menjadi tanggung jawab perseorangan. Hal itu mendidik kami agar kami bisa bekerja apa saja.
Jadi kami sudah terbiasa malang melintang mengatur waktu dan memelihara hidup kebiaraan, terjun langsung ke dunia dan persoalannya.
Pendidikan para biarawati dan mungkin para biarawan jaman sekarang berbeda. Mereka meskipun masuk biara sudah bertitel S1 bahkan S2, begitu masuk langsung " dipingit " tidak terlibat dalam karya Tarekat.
Mereka belajar tentang persiapan hidup untuk menjadi relegius. Banyak hal yang mereka pelajari secara bertahap.