Para pembaca yang budiman, pada kesempatan ini saya ingin mensharingkan hobi lama yang muncul kembali, di saat pandemic ini Saya biasanya, jalan, muter mengadakan kunjungan dari kota ke kota visitasi ke komunitas SND ( Sisters of Notre Dame ) dimanapun berada. Sejak diberlakukan Lock Down, saya pas tiba di Jakarta , setelah berkunjung dari Pulau Guimaras, Ilo-ilo, dan Balangan Bataan , Philippines.
Dari putaran waktu yang penuh kegiatan dan sibuk tentunya, saya dipaksa untuk berhenti tidak bisa keluar, semua karena situasi. Puji Tuhan saya punya banyak hobi yang tentunya positif. Saya masih punya simpanan kertas hitam ( hasil cetak foto yang tidak jadi ) barang ini sekarang menjadi barang langka, karena sudah tidak model lagi untuk mencetak foto, beralih dengan serba digital, dan kalau mau cetak orang bisa ngeprint sendiri. Nah kisahku mengawali hobi ini gegara hanya coba-coba.
Tetanggaku seorang tukang foto yang juga punya studio foto, nah banyak kertas hitam yang tidak jadi dibuang di tempat sampah. Dasar saya suka usil ya mungkin kelebihan energy, saya ambil kertas itu, saya oles dengan ludah, he..he..he, menjijikkan, tapi itu sungguh spotan yang kulakukan, trus saya gores dengan kuku, lha koq keluar warnanya.
Berawal dari coba-coba akhirnya kutekuni, kertas itu kurendam dalam air kemudian kulukis. Alat untuk melukispun mudah didapat bolpen bekas, silet/cutter, pen yang aneka ukuran yang biasa dipakai dengan tangkai dan bisa diganti-ganti mata penanya. Karena warna akan muncul membentuk gambar yang bagus tergantung lembut dan tegasnya goresan, juga ketajaman mata pena.
Wah kalau sudah melukis pada Si kertas ini, asyik bingit deh, apalagi kalau muncul ide baru untuk berkreasi, tambah asyiik, bahkan sewaktu ada perlombaan melukis di biara saya menggunakan bahan kertas ini. Saya sering membuat lukisan untuk menghiasi buku harianku, untuk membuat kartu Ulang Tahun, Pesta Nama, dan Pesta Jubilee bagi para suster dan sahabatku. Banyak yang memberi apresiasi karena memang hasilnya cantik dan unik, serta lain dari kartu pada umumnya.
Sewaktu saya mendapat tugas studi di Kota Lontar Kupang. Di komunitas kami sepakat untuk membuat sesuatu yang bisa menghasilkan uang, supaya kami bisa membantu kerasulan di Misi. Maka kami yang hidup bertiga ada yang mengolah kebun, ada yang membuat pakaian untuk para Calon Imam, dan saya membuat Rosario serta melukis di kertas Foto, laku laris manis kartu kartu cantik saya titipkan di 2 toko yang ada di kota itu.
Ketahuan saya bisa melukis para seminaris banyak yang pesan untuk pelbagai ucapan selamat, dan disertai foto mereka atau foto seseorang yang diberi ucapan Selamat. Karena pesanan cukup banyak, maka saya buat aturan kalau mau pesan paling tidak 2 Minggu sebelumnya, jadi saya bisa mengatur waktu. Maklum saat itu saya sedang kuliah jadi berstatus mahasiswi yang tentunya punya banyak tugas dan tanggung jawab.
Meski demikian saya selalu punya waktu untuk melakukan hobi saya, selain untuk relaxasi juga menghasilkan uang, saya juga memberi les Bahasa Inggris kepada beberapa anak. Di tempat kost mesti belanja, dan memasak sendiri, namun saya lakukan dan nikmati dengan penuh syukur.Saya indekost karena, Seminari Tinggi tempat komunitas kami jauh dari kota, dan sukar mendapat transportasi waktu itu.
Nah kini hobi itu mencuat lagi dimasa pandemic ini, untung saya masih punya simpanan kertas, karena dulunya saya beli kiloan. Kertas yang biasanya dibuang, setelah tahu bisa jadi karya seni yang unik dan menarik, oleh pemilik toko sekaligus studio foto menjualnya.
Biasanya lukisan tersebut saya hadiahkan kepada para suster jika ada pertemuan baik di tingkat nasional maupun internasional, juga pada para suster kenalan saya yang merayakan HUT atau Jubilee baik yang se Tarekat maupun yang dari Tarekat lain. Rasanya memberikan hasil karya sendiri, jauh lebih bahagia dan terkesan bagi saya dari pada harus beli. Semoga tulisan saya ini menginspirasi bagi para pembaca, terutama yang mempunyai hobi utak utik jadi cantik.***
Oleh Sr. Maria Monika SND