Para pembaca yang budiman, sebagaimana kita ketahui Saree adalah pakaian Nasional yang dikenakan para wanita India. Jika kita melihat film India seperti Mahabarata, Joda Akbar, Ashoka, Radha dan Khrisna dan banyak film lainnya maka Saree yang berwarna-warni mereka kenakan baik di kalangan orang kaya maupun yang sederhana ( rakyat biasa).
Ketika para Suster SND ( Soure de Notre Dame atau Sisters of Notre Dame ) dari Amerika datang ke India tahun 1949, mereka mengenakan Habyt ( Pakaian yang dikenakan sebagai pakaian religious ) yang menunjukkan Ciri khas Tarekat / Kongregasi tertentu, dalam hal ini Habyt SND.
Dalam keseharian hidup dan pelayanan para suster mengenakan habyt, yang sama yang dikenakan di daerah Misi para Suster SND sedunia. Tapi rupanya budaya di India lain dari negara lain. Boleh dikata para suster kurang diterima oleh masyarakat setempat karena pakaiannya dianggap sangat asing
Saree atau Sari atau shari adalah jenis kain yang dipakai wanita di negara India, Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka. Sari adalah pakaian yang terdiri dari helaian kain yang tidak dijahit, variasinya beragam dengan panjang 4-9 meter yang dipakaikan di badan dengan bermacam-macam gaya.
Saree , sebagai pakaian resmi di India merupakan sebagai garmen tertua di dunia yang masih ada. Dengan keberadaan lebih dari 5.000 tahun. Di dalam kitab Veda di antara literatur tertua yang disusun oleh umat manusia menyebutkannya, dan catatan dari Peradaban Lembah Indus (3300--1300 SM) juga menunjukkan penggunaan Saree pada saat itu.
Saree itu sangat mengakar dalam budaya India. Masih dikenakan hingga saat ini, dalam peragaan busana terkemuka, di bollywood, di jalan-jalan pedesaan dan perkotaan India, di antara para mahasiswa modern dan nenek-nenek mereka yang konservatif, tetap mengenakan Saree. Walaupun di sekolah dan pekerjaan lain sudah ada pakaian tertentu misalnya Jean, T -- Shirt dll tapi kehadiran Saree tetap Lestari.
Meskipun para putri India banyak yang menggabungkan diri sebagai Suster SND, tapi dalam berkarya mengenakan Habyt tetap dianggap asing oleh masyarakat. Maka para suster berinisiatif untuk mengganti Habyt dengan Saree. Tentu bukan hal yang gampang.
Karena kongregasi SND merupakan kongregasi Internasional, pergantian tersebut perlu dibahas dalam Kapitel ( rapat umum yang diadakan 6 Tahun Sekali oleh Jendral beserta para dewannya, dan seluruh Provincial SND sedunia).
Sungguh tidak mudah untuk mengambil keputusan, konon memakan waktu 2 X kapitel, berarti 12 tahun untuk mendapat ijin perubahan itu, dan memang waktu itu terjadi perubahan besar-besaran didalam kongregasi.
Sekarang para suster di India mengenakan Saree, itupun warnanya ditentukan yakni " Coklat Muda " lambang sacrifice (Pengorbanan / laku tapa ) serta ada Strip/ garis Coklat Tua di Saree ini menunjukkan Tarekat SND, lain dengan Saree yang dikenakan oleh Para Suster Cinta Kasih yang didirikan oleh Ibu Teresa yakni Putih dan berkerudung serta strip/garis biru. Para Suster SND tidak mengenakan Sleyur ( kerudung ).
Para suster SND India begitu bangga dengan Sareenya dan memang panggilan, para puteri India yang menjadi biarawati terus bertambah, sehingga ada pemekaran Provinsi yang dulunya hanya 1 kini menjadi 2 ada di Patna Pataliputra, dan Bangelore.