Pasar tiban adalah salah satu cara bunda Anne Avantie menggelar dan memasarkan hasil karyanya. Siapa yang tidak kenal desainer yang bernama asli Sianne Avantie yang dilahirkan di Semarang, Indonesia, 20 Mei 1954, yang dikenal dengan nama Anne Avantie, buah kasih dari Bp, Hari Alexander, ibunya, Amie Indriati.
Berjuang mulai dari nol, dengan semangat, ketekunan, perjuangan, tahan hinaan dan caci maki, bunda Anne (demikian saya biasa menyebut ) akhirnya meraih sukses, bahkan rancangan busana khususnya kebaya merambah dan bertaraf Internasional di kenakan oleh para bintang Film, para Mentri wanita (termasuk Ibu Susi paling suka mengenakan kebaya karya bunda Anne) juga beberapa Miss Universe.
Saya masih ingat dan menyimpan beberapa renungan pribadi dan pengalaman bunda Anne, sewaktu saya masih bertugas di Noviciat International, Balanga, Bataan Philippines. Bagaikan siraman air rohani, buah renungan bunda Anne yang dilayangkan melalui BB selalu menyejukkan serta memberi inspirasi bagaimana mengisi hidup dengan sesuatu yang produktif dan berguna, bagi sesama.
Bersama bunda Anne ( dok pri )
Ingin rasanya bertemu dengan bunda Anne dan berbincang dari hati ke hati, tapi apa daya? Saya jauh di Luar Negeri sana, dan bunda Anne juga selalu bergelut dengan kesibukkan yang makin banyak, paling hanya saling berbalas berita ber BB ria, itupun kalau singal di tempat saya Ok, maklum saya tinggal di bukit yang jauh dari kota.Hingga suatu saat ditahun 2015 saya kembali ke tanah air, namun bertugas di Kefa Menanu Timor, mengajar di SMA Fides. Belum ada 1 tahun Tuhan menghendaki saya untuk mendapat perutusan baru melayani para Suster SND, maka hijrahlah saya ke Jakarta.
Mendengar bahwa bunda Anne akan menggelar Pasar Tiban di Mall Puri Indah, harapan besar untuk bertemu semakin mantab apalagi para pengagum lainnya, yaitu sahabat - sahabat saya mengontak dan mengajak ketemuan di Puri Mall.
Suatu kenangan indah tersendiri. Meski kami harus menunggu bunda Anne untuk diwawancari. Waktu menunggu itu kami gunakan untuk berbincang dengan maminya bunda Amie Indriati, Bp Yoseph Henry suaminya, serta Bu Erry assistennya. Kebetulan bunda Amie adalah pengagum bintang bulu Tangkis, Ibu Ivana Lie, sahabatku, jadi makin gayeng pembicaraan kami.
Bersama bunda Anne ( dok pri )
Saya kagum dengan kegigihan bunda Anne dalam mempertahankan identitasnya. Waktu itu si wartawan dari negeri Jiran meminta bunda Anne untuk melepas Rosario yang mengalungi lehernya. Bunda Anne menolak, lebih baaik tidak usah wawancara, dari pada melepas Rosario ini. Akhirnya wartawan itu menyerah dan mewawancarainya.Bunda Anne yang selalu tampil dengan gelung konde disemat bunga Kamboja ini, selalu ramah kepada siapa saja. Selesai wawancara, terus bertemu kami, untung masih pagi belum banyak pengunjung, mall baru buka, jadi kami leluasa untuk berbincang.
Setelah itu, jangan tanya banyak pengunjung yang ingin bertemu bunda Anne, ada yang langsung rubuh di bahunya dan menangis, ada yang memeluk erat.Pribadi bunda Anne menarik banyak orang untuk mendekat.
Bersama bunda Anne ( dok pri )
Pribadi yang memikat