Malam itu seusai makan malam, diumumkan bahwa para rombongan Suster Tersiat (yang mempersiapkan diri untuk ber Kaul kekal ) akan pergi ke Ostia Antica, tempatnya cukup jauh maka diharapkan besok paginya kami siap membawa makanan cukup untuk sampai malam.
Malam itu benakku membayangkan tempat yang bagus dengan pantainya yang indah. Nama Ostia Antica tidak asing karena tempat itu penuh sejarah bagi Santa pelindungku yaitu Santa Monika.
Maka saya sangat antusias untuk pergi ketempat ini. Setelah doa malam saya cepat ketempat tidur supaya besok bangun dengan lebih segar karena seharian mesti menempuh perjalanan panjang, seperti biasanya kalau kami berkeliling Roma.
Pagi sekali kami sudah mempersiapkan bekal secukupnya. Setelah Misa pagi kami didepan biara Rumah Induk di Via Dela Cammiluccia menanti lewatnya bus 911, nah yang ditunggu tunggu kini datang, kami naik sampai di depan Monumen Victore Emanuel lalu ganti bus lagi, perjalanan cukup jauh, sampailah kami pada tempat yang kami tuju.
Ostia Antica yang merupakan ruin puing-puing reruntuhan jaman kuno, walaupun tempat itu masih nampak sisa sisa keindahan masa lampau. Konon Ostia merupakan kota Romawi kuno yang terletak di mulut sungai Tiber, sekitar 30 km (19 mil) di sebelah barat Roma. Garis pantai bergerak ke arah laut, karena pendangkalan
istock photo ( pixabay.20 )
Santa Monika ( katolik. com )
Ostia adalah bahasa Latin untuk "mulut", ya.. mulut sungai Tiber. Sungai itu digunakan sebagai pelabuhan, tetapi pada periode Imperial dua cekungan pelabuhan ditambahkan ke utara, dekat bandara Leonardo da Vinci. Distrik pelabuhan disebut Portus, bahasa Latin untuk "pelabuhan".Sesampai di Ostia Antica,kulihat sekeliling semua merupakan puing-puing reruntuhan kota pelabuhan kuno Rom. Kami keliling hari sangat cerah matahari cukup menyengat, namun kami telah siap topi dan payung. Lagian belum tengah hari jadi enak untuk jalan-jalan sangat menyehatkan bermandikan surya.
Disekeliling kulihat Terdapat benteng-benteng bersejarah yang berada di gerbang timur, selatan utara, dan juga barat,. Lantai-lantai marbel masih nampak jelas lukisannya, juga patung --patung, hingga ukiran-ukiran mosaik yang khas terlihat ditempat ini. Sungguh menarik bagi yang suka archeology.
Ada sebuah amfiteater raksasa yang konon menjadi tempat digelarnya berbagai acara.Selain untuk melhat pertunjukkan seni, kemungkinan besar juga untuk adu gladiator dengan binatang seperti di Colloseo, hanya disini ukurannya lebih kecil.
istock photo ( pixabay.20 )
istock photo ( pixabay.20 )
Sementara itu, di sepanjang pemukiman Via Casa di Diana komplek-komplek pemukiman masyarakat kelas menengah bawah.Menurut cerita Rose Marie yang memang ahli dan mengetahui banyak sejarah kota Roma, dan setia menemani kami jika kami keliling Roma.Saya yang paling suka sejarah, tak kulewatkan kesempatan ini untuk , mengamati, bertanya dan mencatat apa saja yang saya lihat. Saya banyak belajar dari Sr Rose Marie dan Sr Hubertine sebagai ahli sejarah ( demikian kami menyebutnya di Komunitas Rumah Induk Roma) karena mereka berdua seperti catatan sejarah yang hidup,alias serba tahu.