Saya tak menyangka kalau malam itu, tanggal 13 Januari 2020, ketika saya menghadiri HUT Mas Guruh Soekarno Putra, Di Puri Hing Fatmawati Jln Sriwijaya II/ 19, saya akan bertemu dengan Tokoh Film papan atas yang bernama lengkap Herlina Christine Natalia Hakim.
Tiba-tiba wanita cantik itu muncul dari pintu utama, sementara rombongan kami sudah dapat tempat duduk bersama para tamu lainnya. Mbak Christine melemparkan senyum kepada para tamu, lalu duduk satu tempat bersama Reza Rahardian.
Dia menyapa kami karena tepat duduk bersebelahan hanya beda kelompok meja. Akhirnya kami terlibat percakapan yang renyah dan menggembirakan. Betapa tidak, kami saling tanya umur, Mbak Christine yang seumur Sr Marsela bilang,
"Koq suster lebih muda dan kelihatan segar tidak kempot seperti saya?" guraunya.
Kami jadi tertawa dan menyahut,
"Lha wong Mbak Christine cantik gitu koq, awet muda lagi, bilang kempot." Yach yang ada dihadapanku seorang Christine Hakim yang humoris dan rendah hati.
Saya langsung keluar sifat sanguinisku berlanjut cerita. : " Mbak Christine, dulu sewaktu saya mengajar di SD tahun 1988, waktu EHB (Evaluasi Hasil Belajar ), ada pertanyaan :" Siapakah nama Pahlawan wanita dari Aceh ?"
Ada beberapa muridku yang menjawab : "Christine Hakim ", lalu kami tertawa bareng. Itulah akibatnya karena Mbak Christine itu actingnya aduhai sampai anak-anak SD pun lupa menyebut nama Pahlawannya, karena tahunya yang memerankan Cut Nya Dien itu Mbak Christine Hakim. "Heran nggak?" aneh tapi nyata!
Siapa orang di bumi Pertiwi ini yang tidak kenal Tokoh perfileman yang lahir 25 Desember 1956 di Kuala Tungkal, Jambi ini. Tak mengherankan meskipun lahir dan besar dari keluarga Muslim yang taat dan moderat dan mereka memberi nama putrinya "Natalia" karena lahir di hari Natal.
Mbak Christine debutnya melencit lewat Film Cinta Pertama yang digarap oleh maestro sutradara Teguh Karya th 1973 dipasangkan bersama Slamet Raharjo.
Dari Film itu Mbak Christine menyabet piala Citra untuk Peran Wanita terbaik, dari situ mulailah menyusul Film-film lainnya dan selalu dipasangkan dengan Slamet Raharjo. Seperti dalam Film Sesuatu Yang Indah (1976), Badai Pasti Berlalu (1977) Pengemis dan Tukang Becak (1978), Di Balik Kelambu (1982), Kerikil-Kerikil Tajam (1984),Tjoet Nja 'Dhien (1988). Slamet Raharjo berperan sebagai Teuku Umar.