Lihat ke Halaman Asli

Monika Ekowati

Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Wisma Berkah Dalem

Diperbarui: 1 Agustus 2020   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Almarhum Mgr Julius Sunarko SJ bersama Sr Maria Rosaline ( dok pri )

Perutusan  Baru

Menjadi  isu masyarakat  sekitar, tanah itu situasinya angker. Sudah  lama  Rumah  dan  tanah  itu  tiada  berpenghuni .Rumah yang dulu digunakan sebagai Pastoran kosong, aktifitas Gereja sama sekali padam, umat Katolik  tidak berani datang  kelokasi itu.

Situasi yang demikian berlangsung  selama  kurang lebih lima tahun.  Melihat  situasi  yang  demikian  Mgr Julius  Sunarko ( Uskup  Purwokerto, almarhum )  meminta  Sr  Maria  Rosaline untuk  berkarya  di  Kebon  Agung  daerah  Kajen. Beliau  tahu kalau  Sr  Maria  Rosaline  mahir  dalam  pengobatan, peracik  jamu  herbal  dan  menyembuhkan  penyakit  dengan  kemampuan" Prana " Berulang  Kali  Mgr  Julius  Sunarko  meminta  Suster Rosaline, akhirnya  dihubungkan  kepada  Pemimpin  Provinsi  SND (  provincial ) waktu  itu  diemban  oleh Sr  Maria  Robertin.  

Gayung  bersambut, Sr  Robertin  yang  begelut  dalam  JPIC  = Justice  Peace Intergration  with  the  whole  Creation  atau  dalam  Bahasa  Indonesia  sering  disebut   KPKC = Keadilan Perdamaian  dan  Keutuhan  Alam  Ciptaan, menyambut  tawaran  Bapa  Uskup.

Sebelum Para  Suster  memulai karya disana, mereka   diajak Sr Robertin sebagai  Provinsial  menghadap Bapak Uskup, untuk memberi tahu beliau kalau para  Suster  sudah siap untuk memulai karya di Desa Kebon Agung, Kajen . Mereka  mohon restu dari Bpk Uskup.

Setelah  terjadi  kesepakatan  dan  rembug  bersama  serta  Sr  Rosaline  bersedia  untuk  berkarya yang  berfokus  pada  KPKC yang dibesut  dengan  Pengobatan  Herbal  dan  Prana, maka  Pada tgl 23 Maret 2011  Sr  Maria  Rosaline   ditemani Sr M Godefrida SND masuk rumah  yang  sederhana sekali. Pada tgl 25 Maret 2011 rumah  itu  diberkati oleh Romo Dwiantoro PR ( sebagai  Pastur   Paroki St Petrus Pekalongan waktu itu) secara diam2, tanpa dihadiri umat apalagi masyarakat. Yang hadir hanya beberapa Suster  saja.

Para  Suster  tidak banyak membawa barang, hanya secukupnya yang  diperlukan untuk keperluan pribadi dan sedikit untuk keperluan komunitas. Setelah sampai ditempat baru, tidak lama Sr M Yasinta yang  mengantar  para  suster  kembali  ke  Pekalongan  tempat  Rumah  Induk  para  SND  yang  jaraknya  35  km dari  daerah  Kebon  Agung  Kajen.

Tidak ada acara penyambutan dari umat atau siapapun kecuali Bp Agus Sugeng dengan isterinya. Meskipun  demikian  para  Suster  tidak merasa kecewa. Hanya merasa sepi sekali, apalagi, sinar lampu hanya ada dikamar tidur masing --masing  dan dikamar tamu serta dikamar makan. Itupun kecil sekali.  Suasananya  remang- remang   sekali, dalam bahasa Jawa limang watt. Diluar rumah yang   ditempati tidak ada lampu satupun.

Sr Rosaline bersama masyarakat setempat (dok pri)

Rumah &  Tanah  Angker

Sungguh seperti ditengah hutan. Meskipun berbeda kamar  antara  ke  dua  suster itu antara  keduanya.   Sr Godrfrida selalu  mengajak   ngobrol untuk menghilangkan rasa takut karena  Sr M. Godefrida, penakut sekali. Semalam mereka berdua sama sekali tidak tidur, sehingga  mendengar apa saja yang terjadi diluar dan didalam rumah.

Meskipun rumah dekat dengan jalan raya, namun tidak ada kendaraan satupun yang lewat kecuali satu sepeda motor, itupun cepat sekali. Jadi sangat sepi sekali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline