Setelah kami menikmati keindahan The Red Rose City of Petra yang terkenal indah, perjalanan dilanjutkan menyusuri padang gurun Yordania menuju Israel. Perjalanan cukup panjang 7 jam, Sepanjang jalan tidak ada pemandangan yang menarik selain padang pasir, yang diselingi tanaman khas yakni pohon zaitun dan kurma.Kami hanya sempat singgah untuk makan siang.
Tour Guide mengajak kami untuk menyimak sepanjang perjalanan yang gersang, dan membandingkannya jika nanti akan masuk Israel. Sebelum pintu masuk perbatasan Yordania - Israel bus kami sudah diperiksa. Baik tentara pria maupun wanita siap menjaga perbatasan dengan laras/ senapan di lengannya.
Rasanya ngeri juga melihat pemandangan ini. Sampai di perbatasan Isael dan Yordania kami mampir di super mall duty free, kebanyakan peziarah mulai memanfaatkannya untuk membeli makanan minuman dan barang yang menarik buat cindera mata.
Pemeriksaan cukup lama dan terasa paling lama di Israel dibanding ditempat lain. Sambil menunggu pengeluaran bagasi dari bus yang kami tumpangi, saya berjalan keliling, sebelum masuk tempat imigrasi. Purnama benderang indah mempesona. Purnama diatas Israel dengan keindahannya menyambut kami para peziarah, "Salam kota Gustiku, kekasih jiwaku, syukur puji Dikau telah memperkenalkan saya masuk ditanahMu dimana Dikau pernah lahir, hidup dan menyejarah dikota yang jadi perebutan ini.
Kunikmati malam yang indah mengelilingi kantor Imigrasi, setiap kujumpai tentara, saya tersenyum, itulah senjata yang saya bawa. Ternyata mereka membalasnya juga. Purnama makin meninggi mendaki bukit menambah indahnya suasana, ya kantor Imigrasi dilingkungi bukit kecil meski tidak terlalu tinggi, bukit itu seperti benteng yang melindunginya. Kurang lebih satu jam setelah kami selesai mengurus barang-barang dan ketempat lega / Toilet, kami masuk kantor, ada banyak migrant disitu.
Barang kami diperiksa dan dibanting begitu saja, sepertinya para pekerjanya sudah capai dan tidak sabar karena mengurus para migrant. Kami sudah diberitahu bagaimana kami mesti menjawab jika ada pertanyaan. Memang ada beberapa orang yang bermasalah sehingga tidak boleh masuk, sedang 2 kelompok rombongan kami ada yang kopernya dibuka, membuat kami deg-degan, untung tidak terjadi apa-apa.
Kami maklum mereka begitu ketatnya, karena kalau mereka kecolongan ada teroris masuk akan membahayakan negaranya. Satu --persatu kami dipanggil maju di loket pemeriksaan, cukup lama diperiksa sambil diamati wajahnya, sewaktu tiba giliranku, saya tersenyum pada petugas, orangnya juga ramah.
Dia mulai menatap saya dan terus melihat di computer. Untung nama asli saya yang ada di Pasport yang mana seperti nama Orang Israel ( Maria Veronica), jika di klick nama biara saya wah pasti muncul tuh wajah saya di Blog maupun di FB ,demikian yang menari di benaku. Petugas itu tersenyum lagi Puji Tuhan hanya sebentar dia memeriksa saya, mungkin saya udah jelas identitasnya sebagai biarawati saya tidak tahu, yang jelas dia ramah dan selalu tersenyum.
Lalu kami melewati pemeriksaan barang lagi untuk mengambil bagasi, dan keluar menuju bus yang sudah menunggu. Ketika saya sampai di bus, ada seorang pria tanggung yang memberikan setangkai mawar padaku dan mengucapkan selamat datang di Israel. Bus itu bertuliskan Asia Tour dan pria itu ternyata Mr Mirast tour Guide yang menjemput kami, dan ada seorang lagi yang lebih tua Mr Philip namanya. Ketika Mawar merah ditanganku saya jadi teringat Puisi yang ditulis oleh Robert Burns " My love is like a red-red Rose" demikian
O my Luve's like a red, red rose
That's newly sprung in June;
O my Luve's like the melodie
That's sweetly played in tune.
As fair art thou, my bonnie lass,
So deep in luve am I;
And I will luve thee still, my dear,
Till a' the seas gang dry: