Setiap jaman ada masanya, saya besyukur bahwa boleh mengalami perubahan jaman yang melonjak.Terkejut memang dari jaman dolanan yang mengandalkan terang Purnama hingga jaman IT yang super canggih. Apa pilihanku? Berhenti, menolak, tidak mau belajar? Nantinya saya akan menjadi manusia yang madeg, statis dan ketinggalan jaman.
Bermain dengan teman
Saya bersyukur bahwa boleh mengalami masa lalu yang bagiku dan teman-teman sebayaku amat mengasyikkan penuh kenangan. Anganku melayang kemasa lalu, masa kecilku yang penuh dengan kegiatan permaian yang menyehatkan dan mengembangkan krestifitas. Betapa tidak hanya membayangkan saja hatiku merasa bahagia dan gembira terlintas sahabat dan teman kecilku tidak ada perbedaan diantara kami, entah itu Jawa, Thionghowa atau bahkan keturunan orang Eropa & Jawa, itulah suasana orang yang hidup di kampungku. Kalau kuhitung ada kira kira 40 anak teman kecilku di kampung. Belum terhitung teman sekolah tentu lebih dari 100 an anak karena sekolah kami di SD ada 4 Paralel.
Bila Purnama tiba
Jika Purnama tiba yang menjadi penantian setiap anak tanpa dikomando,seusai belajar kami berlari di lapangan dekat langgar ( Mushola kecil tempat ibadat Kaum Muslim) kami berkumpul untuk mengadakan permainan gobak sodor, petak umpet, Cublak-cublak Suweng, atau Jamuran yang cara bermainnya ada pelbagai cara diiringi dengan nyanyian Jamuran. Ada lagi permainan lain yaitu Cublak Suweng juga diiringi dengan nyanyian seperti judulnya.
Saya bersyukur menikmati jaman masa kecil yang jauh dari gaged. Dalam permainan banyak hal yang dapat dipelajari antara lain kerjasama, gotong royong, kebersamaan dalam persaudaraan tidak memandang suku atau agama, ketekunan, kejujuran, ketangkasan, kreatifitas, saling membantu dan sekaligus olah raga.
Yang saya sebutkan diatas adalah bentuk permainan yang bisa dilakukan malam atau siang hari. Tetapi lebih asyik dilakukan pada malam hari karena dibutuhkan cahaya rembulan yang membuat permainan lebih asyiik, maklum jaman itu belum ada listrik toh kalau ada orang tertentu atau di toko- toko kota yang ada. Sedang kebanyakan orang menggunakan lampu petromak.sehingga kehadiran Dewi Malam membuat suasana syahdu dan damai dalam keriangan disambut bahagia oleh anak-anak.
Sedang permainan yang biasa dilakukan pada siang hari adalah. Slinggi ( Simbar Garet), lompat karet, Sprengen bermain tali ( Lompat tali), Benthik, Sepak Tekong, Bekelan,Engklek ada pelbagai jenis engklek antara lain E. Payung, E Gunung, E Salib,( untuk permaian ini media gambarnya sesuai dengan nama Engkleknya dan cara menggoyangkan kaki dan melompatpun sesuai dengan judul yang dimaksud serta ritmenya. Permainan ini sarana yang bagus untuk olah raga dan menguras kalori) Kebayakan permaian yang saya sebutkan diatas adalah bagus untuk sarana berolah raga karena perpaduan antara lari, lompat dan gerak badan lainnya, kecuali bekelan, Dakon dan Slinggi atau simbar garet ini dilakukan dengan duduk untuk melatih kecekatan, ketrampilan dan menghitung atau matematika.
Permainan tersebut amat sederhana alatnya mudah didapat antara lain. Pecahan genting,untuk Sepak Tekong, kayu berukuran beda , bukur/ kerang dan biji biji an( kecik Tanjung, Manila, Sawo biasa) atau Klungsu ( biji asam). Waktu itu kecik yang paling Aji ( berharga menurut urutannya adalah kecik Tanjung, Manilo, Sawo baru biji asam yang murah) maka tak jarang kami pergi kemakam "Sunan Pojok" untuk mencari kecik Tanjung supaya permainan kami bergengsi. Jikalau saya menang bermain kecik dan ada teman yang membutuhkan tapi segan mencari maka dia biasa membeli kecik atau bisa menukar dengan barang sesuai dengan perjanjian.
Ada lagi permainan yang krearif yaitu membuat kapal, mobil dengan kulit buah Jeruk Bali, membuat bedil dengan tangkai daun pisang yang dibuat sedemikian rupa, ditoreh bagian kanan dan kiri secara beraturan dan tidak terputus, bisa dibuka dan jika ditutup akan menimbulkan suara yang bagi anak- anak waktu itu seperti suara tembakan. Ada lagi membuat wayang dari rumput, membuat peluit dari batang padi yang sungguh sangat menggembirakan bahkan membahagiakan bila bisa membuatnya.
Juga ada permainan yang tak kalah seru dan mengasyikkan yaitu Pasaran ( Berjualan seperti orang dipasar ) dan Omah- Omahan ( Rumah - rumahan) Dalam pasaran anak- anak menciptakan suasana pasar dengan berjualan serta menggunakan bahan yang ada disekitarnya seperti barang sesungguhnya misal membuat minyak goreng dari daun Waru, daun Bunga Sepatu, atau Daun Randu yang diremas dengan air maka hasilnya akan seperti minyak goreng dan jika diberi warna akan seperti sirup. Membuat jamu dari air yang diberi gamping/batu kapur dan Cecelkan pohon Mangga.