Lahir sebagai Keluarga Guru
Guru sebutan itu begitu dekat dan lekat denganku, kukenal sejak masa kecilku betapa tidak! Bapakku seorang guru, ketika saya sekolah aku mengenal dan menyebut nama guru. Saya merasa begitu disayang guru-guruku semenjak Tk sampai SPG bahkan di Perguruan tinggi hubunganku dengan para guruku juga baik dan akrab. Setelah dewasa akupun menjadi seorang guru ke lima adik-adikkupun akhirnya menjadi guru. Setiap orang yang ikut bergabung dirumahku, sebagai anak asuh akhirnya menjadi guru, dan ketika mereka menikah juga mendapat jodoh yang berprofesi guru. Dalam kehidupan keluarga besarku bisa disebut komplit sebagai guru mulai dari guru TK sampai dosen di perguruan tinggi, bahkan dosen Pasca Sarjana.
Sungguh predikat guru melekat pada diriku. Aku menyaksikan kiprah bapakku sebagai guru desa yang mengayuh sepeda sejauh 15 km setiap harinya, penuh ketekunan dan kesetiaan, rasa tanggung jawab, kegembiraan yang terpancar dalam menjalankan tugasnya.
Saya kagum bila liburan sekolahku tiba, aku diajak bapak ke sekolahnya, maklum saya sekolah di SD Swasta Katolik waktu itu, sehingga jadual liburnya tidak sama dengan sekolah negeri.
Aku diajak bapak menyusuri daerah persawahan khas pedesaan yang hijau asri. Sepanjang jalan kudengar dendang para petani yang membajak sawah atau menuai padi, mereka disapa dan menyapa bapakku. Aku jadi sangat bangga bahwa bapakku punya banyak kenalan.
Dikenal sebagai seorang yang ramah dan dihormati di desa itu. Juga ketika saya turun dari sepeda para murid puteri mengelilingiku dan siap mengajak aku bermain, inilah kenangan indah masa kecilku.
Akhirnya suatu saat bapak diangkat sebagai Kepala sekolah. Dengan uangnya sendiri bapak membeli gorden dan dijahit oleh ibuku untuk memperindah sekolahnya. Sekolah desa dikelilingi daerah persawahan, sejuk dan asri.
Sebagai seorang guru bapak mendidikku dengan penuh kesungguhan, saya diajar untuk selalu berkreasi, bertanggung jawab, disiplin, cermat menggunakan waktu dan serba bisa.Sebagai contoh meskipun saya perempuan saya harus memompa ban sepeda, menyalakan lampu Petromak, membuat hiasan pada Besek ( terbuat dari bamboo ) jika punya kerja, pokoknya apa yang dikerjakan Bapak selalu diajarkannya kepadaku. Diajar dalam keadaan santai tapi serius dalam mengerjakan segala tugas.
Pernah suatu saat bapak berkata. " Bapak memberimu kepercayaan, boleh saja kamu bermain, tapi dikelas kamu mesti mendengar dan memperhatikan gurumu".
Saya dapat merasakan bapak mempercayai saya dan saya pegang teguh kepercayaan itu saya berjanji untuk menjadi anak yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
Ada hal yang tidak kusenangi sebagai anak guru, dan ini menjadi beban. mengapa? Jika saya naik kelas bahkan menjadi juara kelas, pasti para tetangga berkomentar :" Wajar saja naik kelas dan menjadi juara kelas, kan anak guru". Andai saja saya tidak naik kelas pasti komentar mereka : " Lho kok aneh anak guru kok tidak naik kelas". Inilah pengalaman, pengamatanku yang kurasakan sebagai anak guru,dituntut untuk serba bisa bahkan pandai karena dekat dengan orang yang bisa mengajari, orang yang selalu menimba ilmu dan terus belajar.