Lihat ke Halaman Asli

My Sincere Passangers

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa aku berdiri tegak dengan senyum yang kubuat semenawan mungkin komplit dengansapaan “selamat pagi”di galley belakang,menyambut para penumpangku memasuki pesawat, Satu persatu penumpangku memasuki pesawat,aku mengamati mereka , ada yang membalas senyumku,ada yang tidak, ada yang menyapaku sangat ramah, ada pula yang melihatkupun tidak. Sudahlah, Aku sudah biasa diperlakukan seperti ini, keluhku dalam hati.Aku tetep mempertahankan senyumku hingga sampailah kepada seorang lelaki tua, berusia sepantaran kakekku berbaju batik kumal berdiridi depan pintu pesawat menatapku bingung kemudian melepas sepatunya..

Aku tertegun sejenak, “permisi mbak’ kata lelaki tua itu sapaannya sekonyong konyong menyadarkanku.Aku tersenyum geli lalu aku bilang padanya ‘bapak kenapa sepatunya dilepas?” tanyaku spontan “iya mbak,kotor” jawab dia, “Pakai saja pak,masuk pesawat tidak perlu lepas sepatu kok, lihat saya saja pakai sepatu,masak bapak dilepas? Kataku sambil tersenyum lebar.

“Maaf Pak,Saya boleh saya lihat boarding passnya? Tanyaku lagi,Dia kembali menatapku bingung,aku segera mengoreksi pertanyaanku“Ehmm karcisnya pak,yang tadi dikasih petugas dibawah.. boleh saya lihat?” dia segera merogoh sakunya “ini mbak” Dia menyerahkan boardingpass nya padaku.. “Mari Pak ikut saya” Aku membawanya menuju kursi nya “Silakan pak, bapak duduknya diujung dekat jendela ya pak, Kalau perlu sesuatu silakan panggil kami ya pak, pencet aja tombol ini” Aku menunjuk Flight Attendant call yang berada tepat diatasnya.Dia tersenyum dan menatapku takjub.

Aku sangat yakin,ini adalah pengalaman pertama orang itu naik pesawat. Tetapi aku tidak mampu menebaknya dengan pasti apa yang dipikirkannya ketika melepas sepatunya memasuki pesawat tadi. Aku sempat berfikir ,mungkin dia memakai baju terbaiknya hari ini, mungkin sejak berjam jam yang lalu dia sudah datang di bandara ini,bahkan mungkin juga dia tidak bisa tidur karena tidak sabar untuk segera naik pesawat, Aku tertawa kecil mengingat kejadian lepas sepatu tadi..Sepertinya aku lupa,waktu kecil pun aku sangat ingin tau rasanya naik pesawat, hingga setiap ada pesawat yang lewat diatas rumahku aku selalu berlari keluar dan mendongakkan kepalaku menatapnya,dan aku selalu menyebutkan kata “pramugari” setiap orang menanyai cita citaku.. ,Pesawat adalah hal yang mewah bagiku saat itu,mungkin juga bagi bapak tadi hingga berfikir untuk melepas sepatunya.Bahkan sepertinya aku juga lupa Saat aku juga tidak bisa tidur saat aku tahu besok adalah kali pertama aku naik pesawat,dan pucatnya aku saat pertama kali burung ini menerbangkanku.

Sekarang aku berada disini,bisa dibilang rumah keduaku,namun setiap haripun selalu keluar keluhan dari bibirku, betapa aku merasa jenuh terkurung dalam burung besi ini berjam jam. “Flight attendant take off position”Suara merdu pilot mengejutkanku,aku segera mengencangkan sabuk pengamanku membuat posisi take off,dan burung besi ini lagi lagi membawaku mengangkasa,.. Ehmm, bukan hanya aku,syukurku juga..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline