Lihat ke Halaman Asli

MONICA SETIAWAN

Undergraduated Food Technology Student at Diponegoro University

Mengungkap Rahasia Pematangan Buah Pasca Panen: Kajian Mendalam tentang Pengaruh Karbit, Mekanisme, dan Kualitas Buah

Diperbarui: 19 Desember 2023   03:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Buah-buahan merupakan sumber utama nutrisi dan kesehatan bagi manusia, menyediakan vitamin, mineral, dan serat yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan yang baik. Permintaan yang banyak dan cepat menjadi pendorong agar dapat menghasilkan buah yang matang dengan lebih cepat setelah dipanen dari pohon. Pemakaian zat etilen telah digunakan untuk mengefisiensikan waktu pematangan pada berbagai komoditas buah. Oleh karena itu, penggunaan bahan kimia seperti karbit sebagai agen pematang buah menjadi topik yang menarik untuk dikaji. 

Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk mendalami pengaruh karbit pada proses pematangan buah pasca panen, dengan mengeksplorasi mekanisme di balik fenomena ini, menganalisis manfaat yang dapat diperoleh, serta mengevaluasi dampaknya terhadap kualitas buah yang dihasilkan. Pemahaman mendalam tentang cara karbit berinteraksi dengan buah-buahan pada tingkat seluler dapat memberikan wawasan yang berharga terkait keamanan, efektivitas, dan dampak jangka panjang dari penggunaan karbit dalam konteks pematangan buah pasca panen 

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan akan solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam industri pertanian semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini juga mencakup pertimbangan terkait keberlanjutan dari penggunaan karbit dalam konteks pematangan buah pasca panen, dengan mengevaluasi potensial dampak lingkungan dan alternatif yang lebih berkelanjutan. Dengan menggali lebih dalam tentang penggunaan karbit pada pematangan buah pasca panen, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan praktik pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan, serta memperluas pemahaman kita terhadap keseimbangan antara kebutuhan pangan dunia dan kelestarian sumber daya alam. 

Buah yang tergolong kedalam buah klimakterik akan terus mengalami respirasi dan hal tersebut akan berhubungan dengan peningkatan laju etilen. Proses pematangan buah dapat dipercepat salah satunya dengan menggunakan etilen. Etilen terbagi menjadi 2 yaitu etilen gas (karbit) dan etilen cair (ethrel). Umumnya petani menggunakan karbit sebagai zat yang dapat membantu mempercepat waktu pemantangan buah. Etilen merupakan hormon pematangan yang produksinya akan mengalami peningkatan dengan cepat hingga buah mengalami pembusukan, sehingga zat etilen memiliki peran dalam proses pematangannya.

Mekanisme pematangan buah pasca panen dengan menggunakan karbit melibatkan penggunaan senyawa kimia kalsium karbida (CaC2), yang pada umumnya dikenal sebagai karbit. Buah yang akan dimatangkan dapat dimasukkan kedalam karung bersamaan dengan karbit. Buah seperti pisang umumnya memerlukan waktu sekitar 3-4 hari hingga buah berubah menjadi kekuningan. Ketersediaan karbit yang mudah dan murah didapatkan menjadi alasan petani menggunakan karbit sebagai zat pematangan buah. 

Karbit memiliki karakteristik berupa kristal padat yang dapat bereaksi dengan kelembaban udara menghasilkan gas etilen. Gas etilen ini kemudian memicu proses pematangan buah dengan merangsang produksi hormon etilen alami dalam buah tersebut. Pertama, gas etilen merangsang sintesis enzim pektinase, yang bertanggung jawab atas degradasi pektin dalam dinding sel buah. Proses ini memengaruhi tekstur buah, memberikan karakteristik pematangan yang diinginkan. Selanjutnya, etilen memacu konversi pati menjadi gula, menghasilkan peningkatan kandungan gula dalam buah. Proses ini bukan hanya meningkatkan rasa buah, tetapi juga mempercepat perubahan warna dan aroma. 

Penggunaan karbit pada pematangan buah pasca panen memberikan sejumlah manfaat yang signifikan. Pertama, karbit meningkatkan efisiensi pematangan dengan mempercepat proses biokimia yang terlibat. Gas etilen yang dihasilkan karbit merangsang sintesis enzim pektinase dan konversi pati menjadi gula, yang secara bersama-sama mempercepat perubahan tekstur, rasa, warna, dan aroma buah. Peningkatan efisiensi ini menghasilkan waktu pematangan yang lebih singkat, memungkinkan produsen dan distributor untuk menyediakan buah lebih cepat di pasar. Selain itu, penggunaan karbit dapat mengurangi kerugian pasca panen. Dengan pematangan yang lebih cepat, buah dapat diproses dan didistribusikan dengan lebih efisien, mengurangi risiko kerusakan fisik, kehilangan massa, dan penurunan kualitas selama penyimpanan dan transportasi. 

Manfaat lain dari penggunaan karbit adalah potensi penggunaan ekstensif dalam industri pertanian. Penggunaan karbit untuk merangsang pematangan serentak pada kelompok buah dapat meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi dalam rantai pasokan buah. Penggunaan karbit secara ekstensif ini dapat membantu memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat dengan menyediakan buah-buahan dalam jumlah yang cukup di pasar. Namun, perlu diperhatikan bahwa potensi penggunaan karbit perlu sejalan dengan pertimbangan keberlanjutan dan evaluasi risiko terkait dengan kualitas dan keamanan buah yang dihasilkan. Dalam konteks ini, pemahaman mendalam terhadap mekanisme pematangan buah pasca panen dengan karbit menjadi esensial untuk memastikan penerapannya memberikan manfaat sekaligus meminimalkan risiko yang mungkin timbul. 

Penggunaan karbit pada pematangan buah pasca panen memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas buah. Secara positif, penggunaan karbit dapat mempercepat proses pematangan dan memungkinkan buah untuk segera tiba di pasar dengan kondisi yang diinginkan. Namun, dampak ini juga menimbulkan beberapa perhatian terhadap perubahan kualitas buah. Perubahan warna, tekstur, dan aroma yang terjadi akibat interaksi gas etilen yang dihasilkan oleh karbit dapat mempengaruhi preferensi konsumen dan standar kualitas pasar. Penggunaan karbit memiliki kekurangan yaitu menimbulkan bau yang tidak sedap dan bagian buah menjadi kotor karena terkena karbit. Pada beberapa buah, contohnya buah pisang, penggunaan karbit akan menimbulkan buah menjadi terlalu cepat matang sehingga timbul bintik-bintik coklat dikulit buah dan buah menjadi cepat rontok.

Untuk mencegah dampak negatif penggunaan karbit pada kualitas buah, perlu diterapkan langkah-langkah pengelolaan yang bijaksana. Pertama, kontrol yang ketat terhadap dosis karbit yang digunakan perlu diterapkan agar tidak melebihi batas yang aman. Selanjutnya, penggunaan teknologi lain yang dapat memonitor dan mengatur pelepasan gas etilen, seperti penggunaan alat penyimpanan atmosfer terkendali, dapat membantu mengurangi dampak yang tidak diinginkan. Dengan penerapan langkah-langkah ini, diharapkan penggunaan karbit dapat diatur dengan bijaksana untuk memaksimalkan manfaatnya tanpa mengorbankan kualitas buah. 

Dampak negatif penggunaan karbit untuk proses mematangkan buah cukup membahayakan bagi kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan karbit mengandung zat kimia berbahaya. Oleh karena itu, saran yang dapat disampaikan adalah dengan mengadakan sosialisasi mengenai dampak negatif penggunaan karbit serta pemberian alternatif lain untuk menangani permasalah pematangan buah pasca panen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline