Lihat ke Halaman Asli

Partai Politik Indonesia Harus Berkaca Lebih Dalam

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyaknya kasus korupsi dari anggota dewan, petinggi negara dan kapolri serta petinggi partai politik kian hari kian ramai, entah mengapa kasus korupsi di Indonesia makin memarah. Yang paling memprihatinkan adalah para koruptor yang tertangkap korupsi itu adalah orang-orang yang dahulu dipilih oleh rakyat sendiri dalam pemilihan umum. Padahal seharusnya mereka yang telah dipilih rakyat haruslah bisa menjadi penyalur dan pelaksana dari aspirasi rakyat.

Para politikus Indonesia kebanyakan mengumbar banyak janji-janji manis dengan alibi untuk kesejahteraan rakyat, akan tetapi nyatanya? Yang terjadi ketika mereka terpilih mereka lalai akan tugas utamanya dan terlena akan kesilauan harta serta tahta. Mereka menjadi haus akan jabatan dan pangkat agar mereka dapat mendapatkan gaji dan kucuran dana proyek-proyek yang makin besar.

Seharusnya untuk masuk partai politik apalagi untuk mencalonkan diri haruslah ada kriteria tersendiri dan memiliki latar belakang pendidikan serta memiliki kepribadian yang jujur serta memiliki intelektualitas yang tinggi. Karena di Indonesia orang masuk partai politik dan mencalonkan diri sangatlah mudah itulah penyebab banyaknya para politikus baru yang bergabung hanya untuk memuaskan kehausannya akan materi bukan untuk menjadi pemimpin yang sejatinya.

Bisa kita lihat sekarang banyak sekali artis-artis dan para enterpreneur yang bergabung dalam partai politik dan mencalonkan diri dalam pemilihan umum. Sebenarnya tidaklah salah jika mereka bergabung, toh juga mereka mempunyai kebebasan dalam konstitusi untuk berserikat dan berpendapat. Akan tetapi jika mereka para politikus baru itu tidaklah memiliki politike tehne sama saja dengan mereka membawa Indonesia dalam lubang kehancuran.

Jika hal seperti ini terus dibiarkan rakyat akan mengalami krisis kepercayaan pada partai politik. Rakyat akan memandang bahwa“politik itu kotor” padahal jika kita berbicara mengenai tatanan teoritik konseptual, tentunya tidak ada konsep “politik itu kotor”. Padahal untuk mengatur suatu negara dibutuhkan penguasa untuk mengatur tatanan dan interaksi antara pemerintah dengan rakyat, untuk menjaga interaksi agar tetap terjalin haruslah ada rasa saling percaya antara rakyat dengan penguasa.

Politik sendiri adalah sebuah sistem dimana banyak unsur terkandung didalamnya antara lain ada negara, pemerintah, kekuasaan dan masyarakat. Politik sebagai sistem akan mengembangkan mekanisme interaksi antara pemerintah dan masyarakat melalui kekuasaan yang dibangunnya disuatu wilayah negara. Semua itu dalam rangka menciptakan suatu tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara demi terwujudnya kesejahteraan semua warga negara. Dengan demikian jelas bahwa politik sebenarnya tidak kotor. Politik adalah sebuah instrumen untuk mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang kotor bukanlah politiknya akan tetapi oknum-oknumnya lah yang kotor, karena menghalalkan segala cara untuk dapat mendapatkan kekuasaan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline