Lihat ke Halaman Asli

Teknologi Bisa Jadi Racun, Sadarilah!

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Disusun bersama dalam tim. Dipublikasikan pada Jumat, 22 Oktober 2010 pada rubrik KOMPAS MUDA...

Siang malam ku selalu menatap layar terpaku untuk online… online… online… online….

Kenal, kan lirik lagunya Saykoji itu? Lagu berjudul ”Online” ini memang kocak. Tapi, di balik semua lirik lagu itu ada cerita tersendiri: orang yang terlalu banyak berkutat dengan teknologi sampai lupa waktu.

Di era modernisasi, kita memang butuh teknologi. Bayangkan kalau enggak ada komputer, HP, satelit, TV, dan benda-benda canggih lainnya.

Enggak akan ada yang membantu pekerjaan manusia, termasuk alat buat menyebarkan informasi penting. Lagi pula komunikasi juga menjadi mudah berkat jasa teknologi.

Oleh karena itu, teknologi udah jadi salah satu kebutuhan vital kita. Tapi, kalangan masyarakat, terutama anak muda zaman sekarang, umumnya memanfaatkan teknologi sekadar untuk hiburan, entahgame-online, menjelajah jejaring sosial, atau chatting.

Bahkan, data dari Facebook tahun 2010 menunjukkan, pengguna Facebook seenggaknya udah mencapai 500 juta orang.

Tingginya frekuensi penggunaan teknologi oleh masyarakat kita dapat mendukung kemajuan dan transfer teknologi yang lebih canggih. Tapi, adakalanya di balik hal yang positif ada dampak negatif. Sering kita terlalu sibuk dengan gadget, seperti HP, iPod, atau TV. Kita bisa ”lupa segalanya”.

Contohnya, saat kita SMS-an dan ngobrol dengan HP, terutama malam Minggu. Asyik banget, sampai-sampai kita bisa lupa jam tidur, jadilah enggak tidur sampai subuh.

Ada juga yang malas makan dan mandi karena terlalu asyik online. Wah, parah tuh! Kasihan badan dan jiwa kita. Mereka juga butuh perhatian, loh!

Kalau kita saja lupa diri sendiri, gimana dengan yang lain. Kita jadi lupa mengerjakan tugas dan enggak punya waktu buat orang lain. Akibatnya, kita jadi semakin jauh dari lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline