FOMO, atau ketakutan ketinggalan, adalah sesuatu yang mungkin kita semua rasakan dalam kehidupan sehari- hari. Ini bukanlah penyakit fisik, tetapi lebih seperti gangguan psikologis yang bisa memengaruhi cara kita melihat diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
Kita semua pernah merasakan dorongan untuk selalu terhubung dengan berbagai informasi dan kejadian terbaru. Media sosial memainkan peran besar dalam memperkuat FOMO ini. Melalui platform tersebut, kita sering melihat teman- teman kita melakukan hal- hal menarik, pergi ke tempat- tempat eksotis, atau bahkan memulai proyek- proyek keren. Tanpa kita sadari, perasaan cemas dan tidak puas bisa muncul saat kita merasa tidak sebanding dengan kehidupan yang terlihat begitu menyenangkan dari luar. FOMO juga dapat memengaruhi keputusan kita. Kadang- kadang, kita mungkin tergoda untuk bergabung dengan kegiatan atau acara hanya karena takut ketinggalan momen berharga.
Namun, apakah itu benar- benar mencerminkan kebahagiaan dan kepuasan pribadi kita? Penting untuk menyadari bahwa apa yang kita lihat di media sosial tidak selalu mencerminkan realitas sepenuhnya. Orang seringkali memilih untuk membagikan momen terbaik mereka, meninggalkan aspek- aspek kehidupan yang tidak begitu glamor. Oleh karena itu, penting untuk tidak membuat perbandingan yang merugikan diri sendiri.
Untuk mengatasi FOMO, penting untuk fokus pada apresiasi terhadap kehidupan kita sendiri. Menghargai momen kecil, merencanakan aktivitas yang sesuai dengan nilai- nilai pribadi, dan mengenali bahwa setiap orang memiliki perjalanan masing- masing dapat membantu mengurangi tekanan yang ditimbulkan oleh FOMO. Ketika kita bisa memahami bahwa tidak selalu harus terlibat dalam segala hal, kita dapat merdeka dari ketakutan ketinggalan dan membangun kehidupan yang lebih autentik dan bermakna sesuai dengan keinginan kita sendiri.