Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Bahasa terhadap Etika Profesi Gizi

Diperbarui: 3 Desember 2020   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Etika merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bersikap dan pola perilaku manusia yang seharusnya di miliki dalam bidang kehidupan sebagai sesuatu yang bernilai. Etika sebagai dasar-dasar pegangan bagi manusia bagaimana seharusnya bertindak dan bersikap secara etis serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan. 

Dalam menerapkan keahlian seorang profesi akan memeperoleh kepercayaan dari masyarakat, apabila dalam diri seorang profesional tersebut ada kesadaran pentingnya etika dalam berprofesi pada saat mereka memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. 

Bangsa kita memerlukan sekelompok besar orang yang profesional untuk pembangunan masyarakat di segala bidang termasuk tenaga profesi ahli gizi. Tenaga ahli gizi berkontribusi dalam upaya dalam pelayanan kesehatan. Keberadaan seorang ahli gizi sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Khususnya untuk penanganan masalah gizi yang ada. Jika dilihat dari latar belakang permasalahan gizi yang ada tidak hanya masyarakat perkotaan yang memiliki permasalahan gizi, tetapi masyarakat daerah dan sampai pelosok negeri ini juga memerlukan perhatian mengenai status gizi mereka. 

Negeri ini mempunyai latar belakang berbagai macam bahasa, budaya, dan adat. Demi tercapainya penanganan permasalahan gizi secara merata diperlukan tenaga gizi yang profesional dan memiliki etika profesi yang baik. Seorang tenaga gizi hendaknya memperhatikan perilaku dan sikapnya terhadap masyarakat tak terkecuali dalam sopan santun dan bertutur kata. 

Karena di negeri ini memiliki budaya dan adat berbeda-beda maka haruslah menyesuaikan dengan keadaan di daerah tersebut dalam bertindak. Dalam bertutur kata hendaknya dengan bahasa yang sopan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan ada rasa tersinggung oleh masyarakat. 

Namun, lebih diutamakan memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik untuk memudahkan berkomunikasi dalam memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat, meskipun tidak semua masyarakat memahami bahasa Indonesia terutama masyarakat daerah pelosok. Akan tetapi, seorang tenaga gizi yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dalam berkomunikasi akan memberikan pendekatan antara penyuluh atau tenaga gizi dengan masyarakat sehingga informasi yang diberikan lebih mudah diterima.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline