Aset kripto dijadikan instrumen investasi jangka panjang yang menjanjikan di mata para investor kripto menurut survei MoneyDuck, platform yang mempertemukan expert finansial dengan user, terhadap 444 pengguna internet pada 18-24 Februari 2022. Namun, minimnya literasi investasi terutama kripto masih menjadi penghalang masyarakat untuk terjun berinvestasi kripto. Dari hasil studi, hanya hampir 30% responden yang telah memiliki kripto sebagai investasi, sementara 70% belum memiliki kripto karena beberapa alasan.
Dan 24,9% di antaranya menjadikan kripto sebagai investasi jangka panjang. Sedangkan 12,6% responden berharap bisa mendapatkan uang dengan cepat melalui investasi kripto. Sementara itu, sebanyak 20,4% mulai investasi untuk lebih memahami kripto, dan 12% berinvestasi kripto karena kekhawatiran akan fear of missing out (fomo) atau tidak mau ketinggalan tren.
Survei ini digelar secara daring dengan usia responden minimal 18 tahun dengan tujuan untuk melihat tren aset kripto di Indonesia. Survei menunjukkan investasi kripto lebih banyak digeluti generasi milenial, yakni 52%. Sedangkan, investor generasi Z sebanyak 42,5%. Sebanyak 5,5% lainnya adalah generasi X.
Dari survei kripto ini, 91,3% investor mulai menanamkan modalnya pada aset kripto sejak dua tahun silam. Ini menunjukkan efek pandemi COVID-19 yang menyebabkan instabilitas perekonomian telah mendorong para investor pemula untuk mulai merencanakan masa depan finansialnya.
Dari segi modal yang digunakan responden, sebanyak 44,1% modal investasi kripto berasal dari bujet bulanan yang sudah disiapkan untuk investasi. Sedangkan 31,5% dana investasi kripto berasal dari dana tabungan. Sementara itu, 15% responden rela menjual aset investasi lainnya sebagai modal dengan harapan mendapatkan profit lebih menguntungkan dari kripto.