Lihat ke Halaman Asli

Usaha Ternak Sapi Perah, Sapi Penghasil Susu

Diperbarui: 16 Februari 2024   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://pin.it/3YUKuPCv9

Peternakan sapi perah sudah ada sejak puluhan abad yang lalu.  Berbeda dengan sapi pedaging, sapi perah dikembangkan dengan tujuan memproduksi susu dalam jumlah yang banyak. Sapi perah harus menghasilkan satu ekor anak dan kemudian menghasilkan susu selama sepuluh bulan kedepan. Peternak juga melakukan inseminasui buatan setelah sapi perah melahirkan selama tiga bulan.  

Setelah menghasilkan susu selama kurang lebih tiga tahun, sapi perah kemudian dijadikan sapi potong yang kemudian dagingnya bisa dipasarkan.

Usaha Ternak Sapi Perah

Uni, Eropa menjadi produsen susu perah terbesar dari banyaknya sapi perah di dunia yaitu sekitar 270 juta ekor. Karena semakin banyaknya peternak sapi perah, kondisi kesehatan sapi perah menjadi kurang diperhatikan. 

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi perah. Berikut adalah cara untuk menjaga kesehatan sapi perah agar menghasilkan susu yang berkualitas:

1. Kondisi Kandang dan Pemeliharaannya

Pemeliharaan sapi perah umumnya dilakukan di dalam ruangan atau kandang yang tertutup. Sapi perah memiliki sediki ruang gerak secara alami ketika berada didalam kandang apabila dibandingkan dengan di padang rumput. Hanya saja, kandang dalam ruangan tetap diperlukan apabila kondisi cuaca sedang buruk. Rancangan atau desain kandang juga akan sangat memengaruhi kesehatan sapi perah. 

Ventilasi udara yang buruk, tempat yang terlalu bising, kandang terlalu lembab akan menyebabkan sapi perah mengalami cidera dan terkena penyakit. Sapi sangat membutuhkan yang namanya istirahat terutama sapi yang sedang menyusui dan menghasilkan susu. setidaknya, sapi merasa nyaman saat berbaring.

Sapi perah yang dipelihara di kandang yang kotor dan tidak steril lebih rentan terinfeksi bakteri dan terkena penyakit. Lantai yang keras akan membuat merasa kurang nyaman bahkan menyakitkan bagi sapi terutama sapi perah dalam masa menyusui. Lantai yang keras juga bisa membahayakan sapi apabila sapi terpeleset oleh kotorannya sendiri.

2. Kesehatan dan Perawatan Sapi Perah

  • Bibit yang unggul, pemilihan bibit dalam vbeternak tentu akan sangat memengaruhi hasilnya. Jenis sapi perah yang paling umum untuk dikembangkan adalah jenis Holstein-Friesian. Jenis sapi perah tersebut dapat menghasilkan susu sekitar 60 liter dalam sehari pada masa laktasi. 
  • Permasalahan kesehatan, kepincangan merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi dan dialami sapi perah di seluruh dunia. Sapi perah bisa mengalami kelumpuhan karena beberapa faktor salah satunya infeksi bakteri. Masih banyak lagi masalah kesehatan  yang mungkin terjadi. Beberapa penyakit yang mungkin menyerang sapi perah adalah laminitis, dermatitis digitalis, lesi kuku, dan borok tunggal. Penyakit tersebut bisa disebebkan oleh kualitas pakan yang buruk serta kualitas lantai pada kandang.Para peternak sapi perah diharapkan untuk selalu memantau kesehatan sapi mereka untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
  • Kondisi kesehatan sapi perah, perhatikan keadaan dan kondisi contohnya adalah dengan memerhatikan kesehatan fisik, kesehatan mental, serta pakan yang diberikan kepada sapi perah.

3. Penambatan Sapi Perah

Sebagian besar sapi perah diternak di kandang dengan cara diikat sepanjang hari. Peternak akan menambatkan sapi perah mereka dengan tiang penopang, rantai, atau tali khusus yang diikatkan pada leher sapi perah sepanjang hari.

Cara ternak sapi perah yang benar dan baik adalah dengan cara memperhatikan gerak gerik sapi. Pastikan sapi perah bebas bergerak, bersosialisasi, dan melakukan perpindahan tanpa terhalang. Sapi perah sangat memerlukan ruang gerak yang bebas dan akses ke padang rumpur. Hal itu sangat penting untuk menjaga kesehatan mental sapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline