Lihat ke Halaman Asli

Monang Ranto Vaber Simamora

Suami dari seorang istri dan seorang gembala jemaat.

Noda Bangsa: Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

Diperbarui: 21 September 2022   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Sekolah Kejujuran

Kasino (Warkop DKI) pernah berkata "Bangsa ini tidak kekurangan orang pintar, tapi kekurangan orang jujur". Kasino mewakili harapan setiap warga Indonesia agar pemerintahan kita diduduki oleh orang-orang jujur. Karena orang jujurlah yang membawa pemulihan dalam semua bidang dalam pemerintahan. Kalau masalah keahlian itu merupakan faktor penunjang saja.

Dalam hal wakil rakyat atau para pejabat dibidang pemerintahan yang kita butuhkan adalah orang yang bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Indonesia tidak membutuhkan seorang agamawan karena faktanya orang-orang seperti itulah yang paling berbahaya. Coba kita jawab sendiri di departeman apa yang paling banyak korupsi?

Jabatan tidak naik karena faktor nepotisme agama, tidak meluluskan seseorang menjadi pejabat karena tidak seagama. Harus memakai pakaian agama tertentu  kalau ke sekolah karena kepala sekolahnya beragama "A" dan sebagainya.

Intinya bangsa ini tidak membutuhkan agamawan untuk menjadi pejabat, yang bangsa ini butuhkan adalah orang jujur. Anehnya, sebagian besar "anak bangsa ini "masih mudah ditipu dengan dalil agama.

Alkitab berkata "Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa". Amsal 14:34 ini memberitahu kita bahwa kebenaran meninggikan derajat bangsa. Kebenaran di sini berpadanan dengan kejujuran. Jika sebuah bangsa diisi oleh orang-orang jujur dalam pemerintahannya maka derajat bangsa itu akan tinggi. Dengan kata lain negara akan mengalami kemajuan dalam segala bidang, seperti ekonomi, pemerintahan, keamanan, sosial, dll.

Dosa (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) adalah noda bangsa. Sebuah bangsa akan terpuruk dalam semua bidang jika bangsa itu dipenuhi oleh orang-orang yang tidak jujur. Apa jadinya sebuah bangsa yang merdeka jika dimana-mana ada sogok menyogok, bahkan dalam pengadilan yang diharapkan adanya keadilan pun kediakadilan yang sering terjadi.

Para pejabat sibuk dengan uang masuk, bagaimana memangkas anggaran dengan licik, para PNS yang tidak bermutu naik karena main sogok, serta banyak dosa-dosa lainnya yang membuat bangsa ini semakin terpuruk.

Harapan bangsa Indonesia di ulang tahun ke-77 ini "Pulih lebih cepat bangkit lebih kuat" akan terpenuhi jika dan hanya jika para pejabatnya adalah orang-orang jujur, jika tidak, kita akan berhadapan dengan kebalikan dari harapan tersebut. Doa kita "Tuhan kiranya menaikkan orang-orang jujur dan menurunkan pejabat yang tidak jujur".

Merdeka!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline