Lihat ke Halaman Asli

Mona Fatnia

writer opinion

Hilangnya Nilai Sosial dalam Diri Kaula Muda (Kepekaan Sosial)

Diperbarui: 25 Oktober 2021   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Manusia dalam kehidupan sehari-harinya dituntut untuk dapat berperan sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan demi kelangsungan hidupnya, sedangkan sebagai makhluk sosial dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memberi pertolongan pada individu lain yang membutuhkan. 

Namun, Di masa globalisasi ini cara yang paling tepat bagi orang-orang untuk bisa tetap eksis dalam kesehariannya adalah menjalani hidup semaksimal mungkin, penampilan, ekonomi sampai pada mode style yang mengundang pengikut melonjak drastis di media sosial, bukan itu saja pergaulan yang terus meningkat membuat orang lebih banyak beraktifitas di luar rumah, misalnya nongkrong sama teman sejaman sampai diajak traktir makan dan minum asalkan bisa eksis terus. 

Hal ini sudah tak asing lagi dimata masyarakat, khususnya pada sebuah keluarga yang memiliki personil lebih, hehehe bahkan sudah menjadi agenda rutin untuk bisa jalan-jalan keluar menikmati suasana yang tak didapat di rumah. apalagi pasca turunnya lonjakan virus SARS di indonesia, tentu sangat membuat masyarakat senang, karna sudah bisa beraktifitas di luar rumah. 

Namun sejalan dengan apa yang terjadi, kejadian tersebut tidak sejalan dengan kondisi anak muda pada hari ini, dimana kepekaan sosial yang terjadi pada generasi muda saat ini perlahan mulai hilang terlebih tingginya nilai konsumtif gadjet dan barang elektronik lainya pada masa kini, yang menjadi media pendukung dalam kemerosotan nilai sosial, mulai dari usia anak SD sampai pada Dewasa umur 20-25an tahun. 

Kenapa..,? sebab dengan memuncaknya nilai konsumsi barang elekronik tentu akan membuat kepekaan sosial ditengah masyarakat akan hilang dengan perlahan, atau lebih tepatnya punah. Misal ketika kita mau diajak ketemuan atau reuni oleh teman seangkatan, pastinya akan terjadi agenda besar, menentukan tempat dan waktu lalu bertemu, namun faktanya setelah diadakan reunian, sibuk dengan barang elektronik yang di genggam, padahal bila dilihat dari nilai positifnya, reunian yang terjadi tentu bisa menghasilkan gagasan baru, ide bahkan saling bertukar ilmu dan pengalaman. 

Hal inilah yang menjadi kekhawatiran besar, sebab ketika mulai hilangnya sifat kepekaan sosial pada kaula muda, tentu akan berdampak pada sikap mereka ketika terjun ke dalam lingkungan masyarakat, ujungnya tidak ada lagi rasa sosial yang timbul didalam jiwanya mereka. 

Tentu sifat ketidakpekaan sosial ini dibangun diatas kebiasaan yang terus dirawat, pergaulan yang melebihi batas sampai mengikuti budaya luar, otomatis iapun akan menjadi terbiasa dengan keadaan tersebut, nantinya akan menjadi kebaisaan bagi bangsa sendiri. 

Dapat dikatakan, hal seperti ini tak bisa dipungkiri kembali, yang dimana seharusnya nilai kepekaan sosial itu menjadi warisan untuk anak muda masa kini, sebagai tonggak terdepan dalam perubahan suatu bangsa, dan sebagai nilai untuk bisa membawa hal positif bagi lingkungan dan masyarakat,. 

Maka dengan mulai hilangnya sifat ini, tentu akan memancing perilaku yang tidak baik dari orang-orang yang mungkin merasakan sikap tersebut, mungkin bisa saja menjadi marah dan sudah pasti akan muncul tindak kriminal, bukan itu saja hal ini akan memunculkan hilangnya nilai budaya yang sudah diajarkan oleh orang tua seja kecil, pemakaian narkoba sampai pada  merosotnya rasa hormat kepada guru dan orang tua serta masyarakat. 

Seperti dilansir dari eprints.ums.ac.id bahwa Hal ini dijelaskan oleh Scwartz (Sarwono dan Meinarno, 2009) misalnya dalam norma tanggung jawab sosial, orang harus memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan pertolongan tanpa mengarapkan bantuan. 

Norma ini memotivasi orang untuk memberikan bantuannya kepada orang-orang yang lemah dari 2 dirinya, misalnya membantu orang cacat, membantu orang yang sudah tua, menolong tetangga yang tertimba musibah. Dan di era modern inipun orang ataupun masyrakat sulit untuk bertemu dengan sanak saudara ataupun tetangga yang berdekatan rumah sampai hilanga rasa cinta manusia terhadap yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline