Lihat ke Halaman Asli

mona fatnia

writer opinion

Tindak Asusila di Kampus, Bukti Pergaulan Makin Liberal

Diperbarui: 1 Juli 2024   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.mediaislam.id

Oleh : Mona Fatnia

Telur yang busuk meski disimpan dalam tumpukan tanah sekalipun, pasti akan tercium baunya. Begitu juga ketika menyimpan sesuatu yang aromanya justru menimbulkan kerusakan, maka pasti akan ketahuan tepat pada waktunya. Hal ini tak lepas dari kasus yang baru-baru mencuat kepermukaan publik, dimana video asusila yang terjadi di kampus UINSA diduga dilakukan oleh mahasiswa. Sungguh ironis bukan, ketika tempat untuk menimba ilmu dengan segala bidangnya, tempat untuk mengasa pola pikir pun memanen segala ilmu yang telah dipelajari kini tercemar bak sungai bersih yang diselimuti tumpukan sampah. Sementara hari ini fungsi Pendidikan sebenarnya untuk apa ? ketika ilmu dan proses penyadaran akal pikiran menjadi jernih di ruang kampus tak mampu mengatasi perbuatan asusila. Lalu peran lembaga kampus dimana hingga kasus asusila saja dengan mudahnya wara wiri sebebas-bebasnya.


KAMPUS : Kerusakan Terstruktur Liberal

Dunia kampus menjadi tempat idaman bagi setiap orang, sebab disana segala ilmu pengetahuan disediakan. Dengan ilmu melahirkan perbaikan yang sejatinya mengantarkan pada perubahan Namun, apa jadinya ketika tempat tersebut menjadi sarang kerusakan terstruktur, yang didalamnya diadopsi sistem pendidikan liberal ala barat.

Baru-baru ini viral video asusila di kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang diduga dilakukan oleh mahasiswa di kampus menunjukkan liberalisasi pergaulan makin nyata, apalagi terjadi di kampus keagamaan. Rusaknya pemikiran membuat mereka tak peduli lagi akan tempat dan waktu, tak peduli dengan sistem sanksi. Lemahnya sistem hukum negeri ini membuat tak adanya rasa takut ketika melakukan pelanggaran.

Hal ini pun dibenarkan oleh Wakil Rektor III UINSA Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Prof Abdul Muhid dimana adanya video yang beredar tersebut diduga kuat direkam di Gedung Uinsa Kampus Gunung Anyar, Surabaya, dan kejadian ini masih dalam proses investagi.

(CNN Indonesia, 17-05-2024)

Pihaknya saat ini sedang memanggil mahasiswa yang diduga melakukan adegan mesum untuk mengkonfirmasi kebenaran video yang berdedar. Namun, mahasiswa yang dipanggil rupanya syok setelah mengetahui video tersebut viral sehingga pihak kampus memutuskan untuk memanggil orang tuanya pada proses investigasi mendalam. (Antara News, 17-05-2024).

Dari pihak kampus pun sudah menyiapkan sanksi yang sesuai kode etik kepada para mahasiswa yang terlibat pelanggaran tersebut. Sanksinya pun beragam mulai dari teguran hingga dikeluarkan atau DO. Namun apakah hal ini bisa efektif mengatasi tindakan asusisal tak bermoral yang terus menjamur didunia kampus ? tentu tidak, melihat kasus yang ada nyatanya hanya akan menjadi buah pada musimnya, setelahnya tak akan mencuat kembali.

Ironi memang ketika kampus yang harusnya menjadi tempat dipupuknya rasa malu serta etika yang tinggi,  rusak dengan peristiwa tak senonoh yang dilakukan oleh mahasiswa. Mirisnya lagi dilakukan diarea kampus. Lebih parahnya lagi kampus yang ada berbasis agama Islam harusnya memiliki nilai-nilai agama yang tinggi. Namun hal itu nyatanya tak ada, justru penyimpangan asusila yang dimiliki. Tak ayal seperti menyimpan bangkai dalam tumpukan jerami meski tak terlihat namun baunya begitu menyengat.

Melihat fakta yang ada saja sungguh mencengangkan, hal ini menegaskan bahwa sistem pendidikan di kampus saat ini tidak akan menjamin kualitas keimanan dan ketakwaan peserta didiknya. Dengan kata lain, kampus islam hanyalah cover, sementara bagian dalamnya hanya menghasilkan mahasiswa yang memiliki pemikiran liberal dan parahnya terlibat pergaulan bebas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline