Lihat ke Halaman Asli

Momon Sudarma

Penggiat Geografi Manusia

Pisau Daging Kurban, Itu!

Diperbarui: 20 Juni 2024   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : kompas.com

Pisau kurban, itu !

Untuk kedua kesekian kalinya, dia datang menghampiri. Tepatnya, bila dihadapkan pada masalah yang sama, berulang, ritual, setidaknya tahunan, dihari raya idul adha ini, dia datang lagi, dan langsung nempel ditelapak tangan ini.

Pisau kurban, itu !

Sudah berapa lembaran kulit yang tersayat ? berapa ton daging yang terpotong ? entahlah. Namun, dia tetap, hadir, dan setia menghampiri diri ini, untuk menemani ritual kali ini.

Pemotongan hewan qurban, di hari idul adha umat Islam !

Inilah. Pisau daging kurban. Senantiasa ada dalam kehidupan nyata, dan menemani setiap langkah manusia. Namun, hadirnya, tidak menjadi kisah  nyata, padahal ketidakhadirannya menjadikan kerja-nyata menjadi tiada. Hadirnya tidak banyak kata, tetapi ketidakhadirannya, menjadi sumberduka.

"aku hadir.." pekik sang pisau daging kurban.

Kehadiran pisau kurban, menjadi bagian tak terpisahkan dalam ritual kurban. Namun, kehadirannya saja, taklah cukup. Bukan hadir yang diinginkannya. tetapi kehadiran yang bermakna, mampu meningkatkan kualitas kerja dan usaha. Bila saja, sekedar hadir namun tiada ada guna, maka itulah yang disebut tiada bermakna.

wujuduhu ka adamihi. Adanya, seperti tiadanya.

Dia hadir, secara fisika, namun tiada nyata secara metafisika. 

Dia hadir secara kata, namun tiada arti secara makna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline