Lagi dan lagi. Tim Nasional Sepakbola Indonesia, atau sederhananya disebut Timnas U-23 melaju ke babak Empat Besar atau semifinal U-23 tahun 2024. Berita dan peristiwa ini, sudah tentu mengejutkan dan sekaligus memberikan kebahagiaan yang tak terkira bagi fans dan pendukung Timnas.
Tidak bisa disalahkan, dan tidak boleh dikucilkan, bila kemudian melahirkan fans-dadakan. Mendadak Timnas. Kira-kira demikianlah, lontaran yang bisa disampaikan kepada rekan kita, tetangga kita, atau saudara-saudara kita yang ujug-ujug menjadi penikmat Sepakbola.
Termasuk kali ini, seorang teman yang semula memasjid banget, ternyata selepas muncul dan mencuatnya kemampuan skuad Timnas ini, mendadak timnas, dan cukup rajin menyaksikan pertandingan dan permainan bola yang satu ini.
Hasil pertandingan itu, Indonesia berhasil unggul 2-1 terlebih dahulu di paruh pertama melalui dwigol Rafael Struick (15', 45+3'). Sementara, balasan bagi Korsel tercipta melalui gol bunuh diri Komang Teguh (45' OG) dan Jeong Sang-bin (84'). Kemudian pertandingan dilanjut dengan babak tambahan, dan juga adu penalti. Hasil akhirnya gol 11-10 untuk Timnas Indonesia.
Bagi kita yang nonton dari jarak jauh, dan atau ingin sekadar membincangkan timnas, bisa jadi muncul pertanyaan, apa sih modal utama yang dimiliki oleh timnas sehingga bisa melaju sejauh ini? Apa kekuatan Timnas yang memiliki kekuatan seakan-akan menjadi kandidat-penting untuk meraih tropi Piala Asia U-23 di tahun ini?
Pertama, sudah tentu, ketahanan fisik timnas yang jauh lebih baik. Pertandingan yang berlanjut dengan babak tambahan 30 menit, bukan hal yang sederhana, dan bukan pula hal mudah untuk dijalani. Dengan atmosfer pertandingan yang tentunya berbeda dengan di kampung halaman, tentunya memberi sebuah tantangan tersendiri bagi Timnas Indonesia.
Beruntung. Skuad Timnas ini adalah pesepak bola yang sudah terlatih, baik di ajang liga nasional maupun internasional. Sehingga, fisik dan ketahanan serta kemampuan teknis sepakbola mereka tidak diragukan lagi. Bukti nyata, adalah ketahanan fisiknya mampu tampil prima dan stabil selama pertandingan dimaksud.
Kedua, hal yang tidak boleh diabaikan pula, gemuruh dan semangat skuad Timnas tengah berada di puncak rasa percaya dirinya. Keberhasilan melaju pada fase perempat final pun, adalah buah dari latihan dan kegairahan, yang kemudian menggelorakan kembali rasa percaya diri timnas Indonesia.
Bisa jadi, sebagai orangtua atau tenaga pendidik, kita bisa memanfaatkan momentum ini sebagai wujud nyata, bahwa semangat dan kegairahan pada dasarnya memiliki daya ungkit besar terhadap pemaksimalan skill yang dimiliki seseorang. Demikianlah kiranya tafsir kita terhadap kemampuan dan permainan timnas kali ini.
Ketiga, seperti yang sudah biasa disebutkan, bahwa akhir pertandingan itu bukan skor pertandingan. Akhir pertandingan itu adalah bermain baik dan maksimal sampai pada peluit akhir dibunyikan. Dengan prinsip seperti ini, maka semangat perjuangan dan kejuangan terus dan wajib digelorakan oleh setiap orang, sampai pada titik-peluit akhir bersuara.
Bila tidak hati-hati, peluang kekalahan hampir terjadi pada lima menit awal waktu tambahan.Kesalahan komunikasi yang terjadi antara Witan Sulaeman dengan Rizky Ridho bisa saja berakibat fatal. Untung saja, Ernando Ari sigap mengantisipasi, sehingga bisa digagalkan. Bila saja, pemain kita lalai dan leha-leha, atau lelah dibuatnya, maka bukan hal mustahil, akan terjadi sesuatuyang tidak diinginkan.