Selepas adanya sanksi dari PSSI (bola), sebagai buntut dari kejadian tewasnya pendukung Persija 23 September 2018 lalu, apakah kemudian Persib bakalah mati, bangkrut atau turun tahta ke divisi 2 ? sebuah pertanyaan seksi yang patut dan bisa dibincangkan pecinta bola di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
Sanksi yang dijatuhkan itu ada (1) sanksi material, berupa denda, (2) sanksi dukungan, yaitu larangan ditonton di dalam maupun di luar kandang, () sanksi pertandingan untuk sejumlah pemain pilar Persib, seperti Bouman, Ndouasel, Bojan Malisik dan Idrus. Cukup telak hukuman itu, ada yang 2 pertandingan, dan bahkan ada pula yang 5 pertandingan.
Persoalannya, apakah dengan demikian menyebabkan Persib Bandung bisa terpuruk, terperosok dan ke kelas bawah? dan bila demikian adanya, apakah kemudian, akan menyebabkan melemahnya militansi Bobotoh terhadap Persib ?
Ada persoalan serius yang berbeda antara sanksi menjerakan tindakan kriminialitas dan penguatan militansi bobotoh terhadap Persib.
Saya secara pribadi, dengan beratnya sanksi yang diberikan PSSI kali ini dapat menjerakan seluruh simpul penyelenggara kegiatan olahraga, khususnya sepakbola. Kejeraan ini, hendaknya ditunjukkan dengan kesimpatian terhadap nasib Persib yang kali ini mendapat sanksi dan bertekad untuk tidak mengulangi lagi tindakan brutal, anarkis, rasis dan kriminal.
Dalam sepakbola modern, tindakan rasis itu dilarang bukan saja dialamatkan kepada pendukungnya, tetapi juga pada para pemain di lapangan. Tindakan tidak sportif itu, hendaknya bukan hanya haram dilakukan oleh penonton teapi juga para pemain atau siapapun yang mencintai sepakola ini.
Dengan adanya sansksi yang cukup berat ini, ada dua skenario yang potensial terjadi, (1) penguatan militansi supporter dan pemain yang tersisa, untuk menjaga kredibilitas dan prestise Persib. Saya yakin, dengan sanksi seperti ini malah akan membangkit semangat pendukung untuk menjaga wibawa Persib Bandung dari hari ini ke depan. Kemudian skenario kedua, andaipun ada penurunan kinerja, itu akan dianggap sebagai sebuah kewajaran, tetapi sebuah kepastian yang harus dilakukan oleh manajemen Persib adalah menata para pendukung dan budaya pemain di lapangan.
Kunci pemikiran kita saat ini, mudah-mudahan, dengan kejadian seperti ini, akan menyehatkan budaya pertandingan dan menonton sepakbola di negeri yang kita cintai. Saya yakin, yang mencintai Persib Bandung masih banyak dan melimpah, kecintaan mereka terhadap Persib masih ada, walaupun kemudian mereka pun masih menyisakan pertanyaan, apakah sanksi ini cukup proporsional atau terlalu berat ?
Di luar persoalan itu, keajegan PSSI dalam memberikan sanksi, kiranya harus dipertahankan, baik itu saat melihat Persib-persija atau pun dalam pertandingan yang lainnya. Misalnya, kalau ada menyikut, ngajak berantem, akankah sanksinya seperti yang dialami pemain Persib kali ini ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H