Mungkin Anda masih teringat bahwa beberapa saat lalu banyak forex news mengenai krisis dan hutang beberapa negara di Eropa yang mengakibatkan turunnya nilai EURO dipasar forex dan menurunnya saham-saham perusahaan Eropa mengakibatkan banyak sekali kerugian dan kepanikan. Belum juga masalah mengenai peringkat hutang US yang mengakibatkan anjloknya saham kemudian dilanjut dengan anjloknya saham US di forex news dan kebangkrutan beberapa perusahaan. Namun berita baik di forex news yang mengatakan bahwa Eropa telah berhasil melalui krisis seperti dilansir beberapa waktu lalu ternyata belum melegakan juga. Untuk saham bursa minggu ini, sesi terakhir menunjukkan bahwa stocks Eropa dan Asia menjukkan perununan pasar yang cukup significant. Banyak pengamat mengatakan bahwa krisis ini hamper sama dengan krisis ekonopmi di US pada 2008 lalu. Tidak hanya Eropa, bahkan krisis di US masih berlanjut dan kini masyarakat bingung apakah harus tetap membeli dollar atau Euro? Apakah harga Euro bisa kembali stabil? Kapankah harus menjual Euro? Berita penurunana dua mata uang top dunia di forex news ini mengejutkan karena beberapa waktu lalau banyak yang beralih ke Euro pasca penurunan USD yang terus menerus? Bnayak yang berpendapat bahwa USD lebih menjajikan dari pada EURO karena setidaknya US masih diprediksi mampu untuk memperbaiki keadaan dan keadaan hutang. Keadaan pasar forex yang buruk ini akhirnya membuat harga emas melambung tinggi. Dan banyak yang akhirnya hanya bertahan di pasar forex menunggu saat yang tepat untuk mmenjual dan lebih sedikit membeli. Beberapa hari lalu emas diprediksi meraih nilai tertinggi seharga $1875. Oleh karena itu semakin banyak yang tertarik untuk tergabung dalam bisnis logam mulia emas murni, gold bar, dan gold bullion. Meskipun penurunan sedemikian rupa, namun hal mengejutkan di peroleh dari saham German PPI yang masih cukup tinggi namun jika terjadi inflasi maka hal ini dapat mendorong ECB untuk maikkan suku bunga inflasi. Oleh karena itu para ahli dalam beberapa forex news terakhir banyak menyarankan ECB untuk perlu mencari jalan keluar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H