Lihat ke Halaman Asli

Di Malam yang Pekat

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13486261431998356798

Pertama kali aku melihat

Seseorang berdiri dimalam yang pekat

Kakinya terikat pada masa laluyang laknat

Rintihanya sungguh menyayat

^^

Heiii sobat !

marilah mendekat

Raih tangankumari berjabat erat

Didalam siniudaranya hangat

Kita berbincang melepas penat

^^

Hayoo bersahabat tanpa sekat

Asal tetap ingat aturan dan adat

Setiap saat kita bisa berdebat

Dalam linggkaran nurani dan akal sehat

^^

Jangan biarkan rasa hormatjadi santapan lalat

Aroma busuknya tak kanhilang sampai kiamat

Saat usia kita habis dimakan ngengat

Tak adajalan untuk selamat

Yukk tobattt

^^

Saat malam kian merambat

Orang itu menatapku dengan kesumat

Tertawa ngakak menggetarkan jagat

kalimat keluardari mulutnya membuatku tercekat

^^

Heiii kau yang berbicara bagai malaikat

apakah kau sudah merasa hebat !

menuduhkuberkubang maksiat!

berani mengatai laknat !

^^

Tak perlu kau galaubila aku tersesat

Sampai jumpa lagi nanti di akhirat

Apakah aku atau kau yang selamat

Mari kita lihat…

^^

Sosok dengan kaki yang masih terikat itu menghilang sekelebat

Raib dibalik pohon2 yang lebat

Kembali menyusuri malam yang pekat

Batinku bersbisik .. semoga kita sama2 selamat

^^

tamattttttttttt

***ΜÔΜΜý***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline