Lihat ke Halaman Asli

Firsty Ukhti Molyndi

Blogger | Korean Enthusiast | Cerebral Palsy Disability Survivor

Mama Papua Berdayakan Kekayaan Alam Bumi Cenderawasih Menjadi Energi Listrik

Diperbarui: 18 Juni 2024   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Yane Arsanay. Sumber : detik.com

Ibarat definisi perempuan cantik luar dan dalam. Papua ternyata menyimpan segudang warisan kekayaan alam yang luar biasa. Pemandangannya cantik nan sedap dipandang, di dalamnya juga tersimpan potensi sumber daya yang melimpah. Hal tersebut diutarakan sendiri oleh seorang 'Mama' asli Papua bernama Yane Arsanay.

Menjadi dosen di Universitas Cenderawasih, tentunya Yane Arsanay bukanlah perempuan biasa. Penemuannya di bidang Fisika membuatnya lulus S3 dari North Carolina State University. Dirinya mencoba memecahkan masalah kelistrikan yang kerap terjadi di Papua. Lewat solusi penemuan Energi Terbarukan (EBT). 

Berdayakan Kekayaan Alam Papua Menjadi Energi Listrik

Meskipun Papua memiliki potensi alam yang besar, sayangnya listrik masih langka di sana. Keadaan alam Papua yang banyak pegunungan, menjadikannya sulit untuk membangun fasilitas listrik. Minyak tanah masih banyak digunakan rakyat Papua sebagai sumber pelita. Bahkan hal tersebut juga berlaku pada daerah Kota Jayapura. 

Mama Yane bercerita kalau selama ini di Papua relatif memiliki kesulitan mendapatkan minyak tanah. "Orang-orang rela mengantre 10 - 20 meter untuk membeli minyak tanah yang baru saja didrop dari mobil Pertamina, " kisahnya. Biasanya jatah minyak tanah itu baru bisa mereka dapatkan seminggu atau dua minggu sekali. 

Papua memiliki surga bahan-bahan yang dapat diubah menjadi EBT. Di pasar misalnya, limbah buah-buahan yang diperjualbelikan oleh mama-mama Papua, dapat diubah menjadi energi listrik. "Kalau ada buah-buahan sisa yang tidak dikonsumsi, bisa dimanfaatkan sebagai bio ethanol. " ujarnya.

Zat bio etanol, sejenis alkohol yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan, dapat berguna untuk berbagai keperluan. Salah satunya sebagai bahan bakar dan sumber energi listrik yang ramah lingkungan. Zat ini mudah terurai, sehingga lebih sedikit meninggalkan jejak karbon. Bahan bakunya bisa didapatkan dari alam sekitar kita. Proses produksinya tergolong mudah, tergantung bahan yang digunakan.

Potensi Besar, Pembangunan Fasilitas Kurang

Papua memiliki potensi kebermanfaatan energi berkelanjutan yang besar. Jumlah penduduk kian bertambah. Disamping itu, daya beli masyarakatnya pun cenderung meningkat. Akibatnya berpengaruh pada peningkatan konsumsi energi listrik. Akan tetapi ternyata berkebalikan dengan fasilitas terkait pengelolaan energi yang disediakan oleh pemerintah. 

Hal ini didasarkan pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh Mama Yane dan rekan-rekannya dari Universitas Cenderawasih. Di dalam jurnal tersebut diutarakan bahwa di Papua belum ada satu pun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Padahal pembangunan PLTSa terbukti di banyak daerah, mampu mengatasi krisis energi listrik lewat pengendalian dan pengelolaan sampah.  

Ilustrasi timbunan sampah. Sumber : Getty Images

Di Banda Aceh misalnya, pembangunan PLTSa berhasil menghasilkan 1719 kW energi listrik. Kota tersebut memiliki potensi volume sampah 216.024 meter kubik per tahun. Sementara itu, berdasarkan data milik TPU Koya Koso Jayapura, peningkatan potensi sampahny rata-rata mencapai 10 persen tiap tahunnya. Hingga tahun 2022, timbulan sampah di sana sudah mencapai 98.662 ton. Itu baru dari satu TPU saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline