Idul Fitri merupakan momen kemenangan setelah berjuang untuk berpuasa selama sebulan penuh. Pada hari ini umat muslim merayakannya dengan melakukan shalat ied berjama'ah dua rakaat. Ada yang membedakan shalat ied dengan shalat wajib yaitu terletak dari tata cara shalatnya. Saat shalat ied pada hari raya Idul Fitri, rakaat pertama diisi dengan tujuh kali takbir. Sementara itu terdapat lima kali takbir pada rakaat kedua.
Adapun seusai shalat ied berlangsung, diadakan khutbah oleh ustadz selama kurang lebih 20-30 menit. Ada pula yang lebih lama. Kebanyakan khutbah berisi materi yang tidak jauh-jauh dari kemenangan. Terakhir momen shalat ied ditutup dengan pembacaan doa. Setelahnya para jamaah dipersilahkan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Di Palembang sendiri, masjid agung menjadi tempat favorit wong kito galo untuk menunaikan shalat ied. Kenapa demikian? Alasannya selain karena sudah tradisi dalam masyarakat, juga disebabkan masjid agung masjid tertua yang telah ada sejak jaman Belanda dulu. Jika mau shalat ied di masjid ini, sebaiknya datang sejak sebelum subuh agar kebagian tempat di dalam masjid. Soalnya jamaah yang shalat ied disini termasuk banyak hingga meluber sampai area jembatan Ampera.
Usai shalat ied, wong Palembnag segera melakukan silaturahmi dengan teman masa kecil dan tetangga dekat rumah. Ada kalanya tetangga dan teman itu hanya setahun sekali kita bisa bertemu. Alasannya mereka tinggal di luar kota dan hanya pada momen lebaran mereka pulang kampung. Momen lebaranlah yang membuat kita mengunjungi mereka. Secara tidak langsung, perayaan Idul Fitri mampu mendekatkan yang jauh.
Berbagai makanan unik dinikmati setahun sekali menjadi hidangan utama saat momen lebaran tiba. Sebut saja ketupat dan opor menjadi penganan wajib masyarakat Palembang. Tak ketinggalan berbagai kue-kue manis khas seperti maksuba, lapis legit, engkak ketan, bolu kojo dan lain-lain juga disajikan. Di setiap rumah berbeda rasa, resep maupun cara pembuatannya. Hidangan lebaran itu menjadi lebih istimewa jika disantap bersama seluruh anggota keluarga. Hati-hati jika berkunjung ke Palembang malah jadi gendut karena makanan disini enak-enak.
Bila kebetulan sedang malas masak, dan ogah menerima tamu. Molzania punya tips yang juga bikin perut kenyang seharian. Cocok dipraktekkan untuk anak kosan atau siapa saja yang kebetulan berada di Palembang. Caranya kunci saja pintu rumah, lalu sobat silaturahmi datang ke rumah kerabat dan tetangga dekat sejak hari pertama lebaran. Dijamin perut kenyang hingga malam karena wong Palembang biasanya menyuguhkan banyak hidangan untuk para tamu yang datang berkunjung. Asal sebelumnya pastikan dulu kamu punya banyak teman untuk dikunjungi. Hehe. Jika malam telah tiba, tinggal lekas gosok gigi dan pergi tidur. Perut sudah terisi secara full tank.
Bagi wong kito yang keluarganya sudah ada yang berpulang, mereka biasanya melakukan nyekar ke kuburan yang tersayang. Pada hari pertama lebaran, TPU biasanya penuh oleh pengunjung. Disana mereka membersihkan kuburan, sembari mendoakan anggota keluarga yang telah terlebih dulu berpulang. Tidak hanya itu, para pengunjung juga memberi bunga untuk ditabur di tanah kuburan. Maksudnya agar terlihat cantik dan indah dipandang.
Kadang-kadang, ada juga anak-anak kecil yang berkeliling dari rumah ke rumah untuk meminta THR. Tipsnya jika sobat nggak kenal atau sedang tidak punya uang, tolak saja ya permintaan mereka. Takutnya hal itu akan memberatkan sobat sendiri. Ujung-ujungnya pahala sedekahnya jadi hilang jika sobat nggak ikhlas.
Psstt... ada satu lagi loh tradisi unik khas Palembang yang berlangsung tiap lebaran tiba. Biasanya wong Palembang punya cerita unik seputar agenda silaturahmi. Untuk cerita selengkapnya tentang hal tersebut, tungguin besok ya.. Insya Allah akan Molzania ulas di laman Kompasiana ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H