Menjelang detik-detik terakhir di Bulan Ramadhan, muncul perasaan sedih di dalam hati karena sebentar lagi akan berakhir. Momen ramadhan yang hanya ditemui setahun sekali ini akhirnya harus kembali berpisah. Tidak ada jaminan apakah sanggup bertemu lagi tahun depan. Ataukah nyawa di raga ini justru lebih dulu kembali ke pangkuan Rabb-Nya?
Berbicara soal malam di bulan Ramadhan membuat Molzania teringat pada masa-masa di waktu masih kecil. JIka malam telah tiba, mama Molzania biasa menyuruh anak-anaknya untuk segera beristirahat seusai kegiatan tarawih dan belajar dilakukan. Hal itu untuk mengantisipasi agar bisa bangun lebih awal sebelum waktu sahur.
Satu jam sebelum sahur, mama akan membangunkan kami semua untuk menunaikan shalat tahajjud. Sesuatu yang biasanya malas kami lakukan bila itu bukan Ramadhan. Setelah tahajjud bersama ayah dan mama, biasanya kami memulai untuk kegiatan mengaji bersama. Jumlah anggota keluarga kami ada 4 orang. Per orangnya mendapat giliran membaca Al-Qur'an selembar demi selembar. Saling mengoreksi bacaan, lalu ketika jam 4 tiba kami pun makan sahur.
Ada perasaan hening dan syahdu ketika melantunkan bacaan Al-Qur'an di malam bulan Ramadhan. Sangat berbeda dari bulan-bulan yang lain. Tujuan mama membangunkan kami tentu saja untuk meraih malam lailatul qadar. Pada malam itu sebagaimana disebutkan pada Al-Qur'an surah Al-Qadr, merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malaikat-malaikat turun dari langit dan penuh dengan kesejahteraan hingga terbit fajar. Disebutkan pula, bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam tersebut.
T idak ada yang tahu persis tentang kapan Lailatul Qadar berlangsung. Namun sejumlah hadis mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar akan muncul pada 10 hari terakhir ramadhan.
Tanda-Tanda Kehadiran Malam Lailatul Qadar
Terdapat banyak hadist yang meriwayatkan tentang ciri-ciri malam Lailatul Qadr. Diantaranya disebutkan dalam hadist riwayat Imam Muslim, bahwa salah satu tandanya ialah kemunculan cahaya putih tanda sinar yang menyeruak saat matahari terbit pada pagi hari. Pada hadist yang lain, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Huzaimah, disebutkan bahwa malam Lailatul Qadr merupakan malam yang bebas, tidak panas dan tidak dingin, tak ada mendung, tak ada hujan dan angin, dan ada bintang yang dilemparkan.
Terlepas dari tanda-tanda malam Lailatul Qadr diatas, penting bagi umat muslim untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah terutama di akhir-akhir bulan Ramadhan ini. Ibaratnya pertandingan sepakbola, hari-hari terakhir memasuki babak injury time. Kalau skornya sudah jauh tertinggal, setidaknya harapan untuk memperkecil ketertinggalan masih tetap ada. Sekali lagi, berlomba-lomba dalam kebaikan itulah kuncinya. Selamat berjuang ! ^^
Source:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H