Generasi 90-an mari merapatt! Artikel ini dipersembahkan spesial untuk sobat yang lahir di tahun 1990-an keatas seperti Molzania. Hitung-hitung sebagai nostalgila, eh, nostalgia untuk mengenang masa kecil. Bahwa kita dulu pernah terlalu polos untuk mengerti bahwa hal-hal yang kita dengar tidak selamanya benar. Hehe..
Berikut beberapa diantara mitos seputar puasa ala Generasi 90-an:
1. Waktu Imsak Tidak Boleh Makan Lagi
Faktanya, bagi sebagian orang penyebutan waktu imsak merupakan peringatan bahwa subuh telah dekat. Bukan sebagai penanda waktu sahur telah habis. Batas akhir waktu sahur adalah adzan subuh.
Di Kota Palembang, waktu imsak ditandai dengan bunyi sirene yang berkumandang ke seluruh kota Palembang. Karena malam hari, maka bunyinya lebih terdengar jelas. Biasanya bunyi sirene imsak dibunyikan lima hingga sepuluh menit sebelum adzan subuh.
Konon penggunaan sirene telah ada sejak zaman pemerintahan Belanda. Jadi apabila kalian mendengar bunyi sirene penanda imsak, percepat makan kalian karena adzan subuh akan segera berkumandang.
2. Luka dan Berdarah Puasa Batal
Sewaktu kecil dulu, Molzania sempat percaya mitos ini. Alasannya ketika kita luka, ada darah yang keluar dari tubuh. Faktanya hal ini tidaklah benar. Luka dan berdarah bukanlah termasuk hal-hal yang membatalkan puasa. Apalagi bila tidak sengaja terluka dan untuk menjalani pengobatan semisal mengambil sample darah atau melakukan donor darah. Apabila darah yang keluar sedikit, maka itu tidaklah membatalkan.
Sebaliknya apabila banyak, maka diperbolehkan baginya untuk membatalkan puasa.
Darah yang bisa membatalkan puasa apabila darah tersebut merupakan kotoran haid dan nifas bagi wanita. Selain itu darah yang keluar dari aktivitas bekam membekam juga dapat membatalkan puasa.
3. Sikat Gigi dan Kumur-Kumur Batal Puasa