Lihat ke Halaman Asli

Peristiwa Malam Lailatul Qadar 2008

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_129214" align="aligncenter" width="576" caption="Peristiwa Lailatul Qadar"][/caption] Rhamadan adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu umat muslim. Tidak hanya umat muslim di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Di bulan Rhamadan, kita tidak hanya dituntut untuk menahan lapar dan haus saja tetapi juga terhadap hal-hal lain. Seperti menahan amarah dan hawa nafsu. Memang menahan amarah dan hawa nafsu sebaiknya dilakukan setiap saat, setiap hari. Tidak hanya di bulan Rhamadan saja. Namun, Rhamadan adalah bulan yang amat spesial bagi umat muslim dimana di bulan Rhamadan segala amal akan dilipatgandakan. Tentu, seorang muslim akan sangat menunggu momen-momen tersebut karena seorang muslim tidak hanya dituntut untuk meraih dunia namun juga diharuskan untuk mendapatkan akhirat.

Begitu banyak keistimewaan di bulan Rhamadan. Bahkan kita sendiri tidak dapat menghitungnya. Allah seakan-akan memberikan hadiah khusus buat hamba-hambanya yang bertakwa melalui bulan Rhamadan. Bahkan, Allah juga memberikan suatu malam yang sangat istimewa dan lebih baik dari seribu bulan lainnya, ialah Lailatul Qadar. Pada malam itu semua  malaika akan turun dan mendoakan para hamba yang sedang khusyu beribadah.

Malam Lailatul Qadar yang terjadi pada malam-malam ganjil di bulan Rhamadan memang memberikan semangat tersendiri bagiku untuk terus bergembira melepaskan rasa cinta pada Tuhanku dan juga Tuhanmu. Bahkan, ibuku sendiri pernah mengalaminya. Entah itu adalah suatu kebetulan ataukah pertanda. Namun, guratan-guratan merah yang terukir dalam lengannya terjadi tepat sehabis maghrib pada tanggal 27 Ramadhan 2008 pukul 18.05. Ingatan itu masih membekas di ingatanku seakan semua itu baru saja terjadi. Awalnya, Ibu merasakan gatal pada lengannya sehabis shalat, lalu terjadilah peristiwa tersebut.

Rhamadan sesungguhnya tidak hanya lahiriah namun juga batiniah. Peristiwa tersebut semakin membuat aku yakin bahwa Allah sangat dekat. Bahkan lebih dekat daripada urat nadi di tangan Ibu. Ibuku kemudian makin meningkatkan ibadahnya.

Ahh, Rhamadan. Kau diciptakan Allah SWT untuk menjadi bulan yang paling mulia dan dimuliakan. Peristiwa demi peristiwa diatas menyiratkan bahwa kita harus selalu memuliakan dan menyambut bulan Rhamadan. Memuliakan Rhamadan dapat dilakukan dengan menghiasi diri dengan segala bentuk perbuatan shaleh dan memberikan manfaat bagi kita.

Diterbitkan juga di blog: http://www.bubblelatte.co.cc/2011/08/peristiwa-malam-lailatul-qadar-2008.html




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline