Para pembeli dan penjual seputar pasar kota Atambua tak gentar dan takut dengan Penyebaran wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid – 19 ) yang sangat menakutkan.
Meskipun seruan sosial dari gereja dan himbauan terus menerus oleh pemerintah setempat agar menghindari social distancing (kerumunan massa) bahkan polisi setempat berusaha membukarkan kerumunan orang sekitar pasar tetapi tidak mengurungkan niat para pembeli dan penjual melakukan aktivitas sekitar pasar. Kondisi tersebut ditemui ketika penulis melakukan perjalanan seputar kota atambua yang berbatasan dengan negara RDTL pada hari selasa (07/04/2020).
Wabah virus corona yang bermula dari negara China khususnya kota wuhan dan sekitarnya menyebar begitu cepat. Penyakit ini menyerang sistem pernapasan manusia dengan melumpuhkan fungsi paru-paru dalam waktu 1 – 14 hari pasar terinfeksi dan meninggal dunia.
Namun kondisi yang menakutkan tersebut tidak mengentarkan dan menakutkan pembeli dan penjual beramai-ramai membeli dan menawarkan barang dagangannya dipasar kota atambua yang berbatasan dengan negara RDTL.
Hal ini ketika penulis menelusuri kota atambua dan sekitarnya terdapat tokoh-tokoh swalayan, pasar, tempat-tempat umum masih ada kerumuan orang tanpa ada rasa waspada dan takut terhadap wabah virus yang tidak segan-segan membunuh manusia dalam sekejab.
Dalam pantau sekitar pasar Kota Atambua yang berbatasan langsung dengan negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) makin ramai sekitar areal pertokoan, ruko, swalayan dan tukang-tukang bangunan juga melakukan aktivitas seperti biasa tanpa waspada dan rasa takut. Sambil tertawa para pembeli sekitar emperan toko itu mengatakan, “ Pa jangan takut sebab NTT itu merupakan Negeri Titipan Tuhan (NTT) maka virus corona tidak akan menular dan terjangkit ke- Nusa tenggara Timur”.
Sambil tertawa dirinya yakin bahwa Timor pasti bebas dari penyabaran pandemi covid-19. Keyakinan bahwa Covid-19 tidak menyebar ke wilayah timor, sehingga ketika Satbinmas Polres Belu dengan mobil keliling kota atambua untuk menghimbau agar tidak bepergian keluar daerah atau kegiatan mudik lainnya dan bagi keluarga dan sanak famili yang akan berkunjung ke kabupaten Belu dari daerah Zona Covid-19 untuk sementara waktu tidak berkunjung dan juga harus jaga jarak ketika lakukan komunikasi, menjauhi tempat keramaian dan hindari bersentuhan tangan serta tidak melaksanakan kegiatan yang menghadirkan banyak orang itu pun tidak dihiraukan. Sementara di depan toko-toko, swalayan dan ruko terdapat tempat cuci tangan sebelum masuk berbelanja.
Di seputar pasar terdapat para penjual sirih pinang bersantai menawarkan hasil jualan. Bahkan pembeli juga makin banyak berkerumun pada tempat-tempat tertentu bagai kebal terhadap serangan virus corona yang sangat berbahaya dan cepat menghilangkan nyawa manusia dalam sepekan.
Sehingga himbauan dan seruan gereja harus ditaati demi kesehatan dan kelangsungan hidup setiap pribadi dan keluarga. Setiap pribadi harus menjadi keamanan atau polisi untuk dirinya sendiri tanpa diberi teguran dan sanksi baru ditaati. demikian menurut Kepala Desa Fatoin, Nursisius Un Naifio mengatakan bahwa; keselamatan diri lebih penting dan kita harus waspada terhadap penyakit yang berbahaya tersebut.
Sebab virus corona tidak memandang engkau siapa, yang jelas ketika diri kita diserang maka antara dua hidup kalau ikut aturan medis dan mati kalau tidak ikut aturan.
“ Saya sudah sampaikan untuk masyarakat bahwa jaga diri dan keluarga terhadap penyakit berbahaya tersebut. Dan tolong sampaikan untuk keluarga di tempat lainnya agar mengurungkan niat kembali ke kampung. Kalau saya tahu, saya akan suruh polisi amankan agar tidak membawa virus berbahaya ke kampung”, pintanya secara tegas.