Lihat ke Halaman Asli

Makan Gaji Buta dalam Perspektif Islam

Diperbarui: 2 September 2024   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels.com

Makan gaji buta atau menerima gaji tanpa bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan merupakan praktik yang tidak asing di dunia kerja. Kita tentunya sering menjumpai karyawan model begini. Tak jarang  mereka yang mempunyai jabatan di tempat kerjanya justru seenaknya dalam mengerjakan tugasnya.  

Islam mengajarkan bahwa pekerjaan bukan hanya untuk mendapatkan gaji tetapi juga sebagai bentuk ibadah. Oleh karena itu ketika seseorang bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi, dia bukan hanya menunaikan kewajibannya kepada pimpinan atau perusahaan tetapi juga kepada Allah SWT.  Namun apabila hal ini menjadi sebuah kebiasaan maka makan gaji buta dapat menghambat kemajuan perusahaan dan merugikan rekan kerja yang bekerja dengan sungguh-sungguh.

Berikut beberapa sudut pandang Islam mengenai makan gaji buta

1. Amanah sebagai Prinsip Utama

Amanah adalah titipan yang harus dijaga dan dipertanggungjawabkan . Ketika seseorang makan gaji buta berarti seseorang tidak menjalankan tugas yang telah diamanahkan kepadanya dengan benar. Pelanggaran terhadap amanah ini tidak hanya merugikan orang lain tetapi juga merusak integritas pribadi.

2. Dosa Ketidakjujuran

Makan gaji buta berarti menerima upah tanpa memnuhi kewajiban yang seharusnya. Perilaku ini tidak hanya merugikan pihak yang membayar gaji tetapi juga melanggar prinsip keujuran yang diajarkan dalam Islam.

3. Harta yang Tidak Berkah

Harta yang diperoleh dengan cara tidak halal seperti makan gaji buta tidak akan membawa berkah dalam hidup. Uang yang diperoleh cenderung membawa dampak negatif baik secara spritual maupun material.

4. Pertanggungjawaban di Akherat

Islam mengajarkan bahwa setiap perbuatan termasuk cara memperoleh harta akan dimintai pertanggungjawaban di akherat. Makan gaji buta berarti seseorang harus mempertanggungjawabkan harta yang diperoleh tanpa bekerja secara layak di hadapan Allah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline