Lihat ke Halaman Asli

wildanzlf

mahasiswa

Pengaruh Politik Dalam Pendidikan

Diperbarui: 6 Desember 2024   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Isu-isu hangat belakangan ini adalah masuknya Politik dalam ranah pendidikan. Politik dan pendidikan seharusnya tidak saling campur, meskipun keduanya penting untuk masyarakat. Pendidikan membangun individu dan masyarakat, sementara politik seringkali berkaitan dengan kepentingan pribadi. Ketika politik masuk ke pendidikan, tujuan utama pendidikan yang mencerdaskan sering diabaikan.

Politik dalam pendidikan bisa membuat ketidakadilan, di mana kebijakan lebih menguntungkan segelintir orang ketimbang masyarakat umum. Misalnya, pendanaan yang tidak merata atau kurikulum yang dipengaruhi kepentingan politik bisa menghambat potensi siswa. Jika kebijakan pendidikan ditentukan oleh politik, kebutuhan siswa dan guru sering kali diabaikan. Ini bisa menurunkan kualitas pendidikan dan membuat siswa tidak mendapatkan pengalaman belajar yang baik.

Selanjutnya, jika guru dan siswa terjebak dalam politik, perhatian mereka akan terganggu. Proses belajar menjadi tidak efektif, dan kreativitas dalam pendidikan terhambat. Siswa seharusnya didorong untuk berpikir kritis dan mandiri, bukan terikat pada ideologi politik tertentu. Pendidikan yang baik harus memberi ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi berbagai ide, bukan membatasi mereka pada satu pandangan yang dipaksakan.

Karena itu, kita harus menolak politik dalam pendidikan. Kita perlu menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari pengaruh politik, sehingga tiap individu bisa berkembang tanpa tekanan eksternal. Dalam hal ini, peran guru sangat penting. Mereka harus menjadi fasilitator yang mendorong pemikiran kritis siswa, bukan hanya penyampai informasi yang terikat pada agenda politik.

Dengan demikian, pendidikan dapat benar-benar berfungsi sebagai alat untuk menciptakan generasi yang cerdas, kritis, dan berdaya saing. Maka dari itu, kita harus menjaga pendidikan agar tetap murni dan berorientasi pada kemajuan kolektif. Kita harus memastikan bahwa pendidikan tidak menjadi alat untuk mencapai kekuasaan politik, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun karakter dan kompetensi generasi penerus. Hanya dengan cara ini, kita dapat merealisasikan cita-cita pendidikan yang sesungguhnya: menciptakan masyarakat yang berpengetahuan, beretika, dan mampu menghadapi tantangan global dengan bijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline