Lihat ke Halaman Asli

Belajar Tangguh dari Atlet Difabel

Diperbarui: 10 Oktober 2024   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.id

Paralimpiade bukan pesta olahraga biasa. Dari segi komersial, ajang ini mungkin kurang diminati. Namun, banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik. Salah satunya tentang daya juang untuk mendobrak keterbatasan.

Atlet-atlet yang berlaga di Paralimpiade adalah penyandang disabilitas. Mereka bisa saja memilih untuk meratapi keadaan dan hidup dengan mengandalkan orang lain. Namun, mereka tidak larut dalam keluh kesah. Mereka berjuang dan melakukan yang terbaik.

Paralimpiade Paris 2024 diikuti oleh lebih dari 4.000 atlet. Di antara mereka mungkin ada yang dipandang sebelah mata oleh orang lain. Namun, berkat kekuatan mental, mereka bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Indonesia mengirimkan 35 atlet ke Paralimpiade Paris 2024. Mereka bertanding di 10 cabang olahraga. Kontingen Merah Putih memasang target perolehan medali 1 emas, 2 perak, dan 3 perunggu.

Istimewanya, target itu pun berhasil dilampaui. Para atlet kita memperoleh 14 medali dengan perincian 1 emas, 8 perak, dan 5 perunggu. Ini adalah jumlah raihan terbanyak sepanjang keikutsertaan Indonesia sejak Paralimpiade Toronto 1976.    

Mengikuti pemberitaan tentang Paralimpiade 2024, saya teringat novel pendek The Old Man and the Sea (Lelaki Tua dan Laut) karya Ernest Hemingway. Ketangguhan para atlet kita seperti nelayan bernama Santiago dalam cerita fiksi itu. Mereka sama-sama pantang menyerah.

Ada satu kalimat dalam karya Hemingway itu yang menggambarkan semangat juang atlet Paralimpiade 2024. Kalimat itu berbunyi, "Manusia tidak diciptakan untuk kalah." Sejatinya, kita semua memiliki modal daya juang dan keinginan untuk menang.

"Kalau kita mau giat berlatih, mau berusaha, pasti bisa," kata Sriyanti, atlet Indonesia yang berlomba pada pertandingan terakhir cabang angkat berat Paralimpiade Paris 2024 (Kompas.id, 8/9/2024).

Kekuatan Mental

Saptoyogo Purnomo menyumbang medali pertama bagi kontingen Indonesia di Paralimpiade Paris 2024. Dia mencapai finis lomba lari 100 meter putra di urutan ke-2 dalam waktu 11,26 detik. Dia pun berhasil memperbaiki catatan waktu dan memecahkan rekor Asia atas namanya sendiri. Lewat prestasi dan tanpa menggurui, dia mengingatkan kita tentang pentingnya kekuatan mental.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline