PENDAHULUAN
Sastra sudah ada dan lahir pada zaman dahulu. Sastra mengiri perkembangan peradaban bangsa-bangsa dimana melalui bahasanya sastra mengilustrasikan kehidupan manusia dengan cara dan bentuknnya sendiri; indah dan menarik. Bahkan dalam perkembangan islam sebelum diutusnya nabi Muhammad SAW., sastra berkembang dan masyhur di kalangan kafir kuraisy.
Demikian pula dengan nabi-nabi sebelumnya yang tidak sedikit dikisahkan dengan sastranya bahkan ibadah yang dikerjakan dalam bentuk kata dapat pula disebut satra. Oleh karenanya maka penting kiranya bagi setiap generasi bangsa untuk tahu, paham dan suka akan sastra yang dilahirkan lewat imajinasi akan alam karya yang nyata.
Memahami sastra kita akan dihadapkan dengan pengertian, hakikat dan unsur yang ada dalam sasta itu sendiri. Secara erimologi, kata sastra diambil dari bahasa barat yaitu literature (bahasa Inggris), litterarature (bahasa prancis), literature (bahasa jerman) dan literatuur (bahasa belanda) yang asal muasalnya berasal dari terjemahan bahasa latin grammatika yang berarti tulisan.
Adapun secara epistimologi sastra dapat dipahami sebagai ekspresi seseorang yang merefleksikan kehidupan nyata dengan pengungkapan bahasa sastra.
Menurut Sumardjo (dalam Rokhmansyah, 2014: 2), sastra diartikan sebagai sebuah ungkapan yang bersumber dari perasaan, gagasan, pemikiran dan pengalaman pengarang yang diilustrasikan dalam bentuk konkret melalui bahasa. sastra tidak sekedar berorientasi pada estetika bahasa, lebih jauh dari itu (Hudhana dan Mulasih, 2019: 9) artinya dalam melalui pendangan ini maka dapat dipahami bahwa sastra memiliki fungsi dan peranan tersendiri dalam kehidupan manusia disamping posisinya sebagai sarana penghibur.
Lebih jauh pemahaman tentang sastra, Hidayati (2010: 1) menjelaskan bahwa hakikat sastra selalu dikatikan dengan ekspresi sastra, baik lisan maupun tulisan. Dikatakan demikian karena sastra sebagai suatu bentuk hasil budaya tidak terlepas dari kreasi penciptanya yang cenderung dinamis; dalam arti ekspresi sastra selalu memberi kemungkinan berubah dari jaman ke jaman.
Sejalan dengan pendangan tersebut, Saryono (2009: 18) menyebutkan bahwa sastra juga mempunyai kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural.
Karya sastra merupakan salah satu wadah bagi manusia untuk mengekspresikan hal-hal yang tidak bisa diungkapkan secara langsung. Sastra umumnya merupakan ekspresi dan imajinasi pengarang, baik itu berdasarkan pengalaman pribadi ataupun berasal dari lingkungan sekitarnya.
Sastra merupakan implementasi dari masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang tercakup dalam barisan kalimat dan paragraf hingga membentuk suatu cerita layaknya kehidupan nyata.
. Karya sastra juga merupakan media seorang penulis dalam menuangkan perasaan batinnya. Jika ia marah, bisa saja karangan yang ditulisnya bernuansa marah, jika ia sedih, maka karangan yang ditulisnya pun bernuansa sedih.