Lihat ke Halaman Asli

Moh Nuruddin

Membaca dan Menulis

Pemuda Berjiwa Nasionalisme

Diperbarui: 7 Juni 2021   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia adalah negara yang majmuk berbeda beda Suku, Ras, Etnis, Agama, dan juga Budaya. Namun, masih tetap satu tujuan untuk memajukan Indonesia." Secara kasat mata, kemajuan dan kemunduran suatu bangsa ialah ditentukan oleh pemimpinnya. Pemimpin dalam hal ini dapat dianalogikan sama halnya dengan seorang pilot yang menentukan ke mana yang dibawanya terbang dan mendarat. Sedangkan penumpang sendiri adalah rakyatnya.


Maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kemajuan bangsa dan negara adalah tergantung pemimpinnya, pemimpin yang berjiwa pemimpin maka dapat mendorong semangat rakyat  untuk memajukan bangsanya. Sebaliknya pemimpin yang tidak mempunyai jiwa pemimpin maka menimbulkan bangsanya mundur dari pemerataan, kesejahteraan, keamanan, dan yang lebih ironisnya lagi ialah membuat korupsi semakin merajalela.

Berbicara tentang nasionalisme merupakan ajaran Bung karno yang sangat sepektakuler, ajaran nasionalisme lahir manakala Bung Karno menggali nilai-nilai luhur budaya bangsa yang sudah mengalami kristalisasi pasca sekian lama ternodai oleh para penjajah yang keparat, khususnya para penjajah Belanda dan Jepang yang sangat senang bertindak tidak manusiawi pada rakyat indonesia.

Nasionalisme yang dimaksud disini bukanlah nasionalisme chauvinisme (cinta pada bangsanya yang berlebihan sehingga menggap rendah bangsa lain) seperti yang dipahami dan dianut oleh negara negara barat, akan tetapi disini mencintai serta banga terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Nasionalisme pertama kali dikumandangkan oleh Bung Karno ketika mengajak para pemuda-pemudi Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari penjajah Jepang serta untuk memerdekakan bangsa Indonesia. Atas dasar ajaran nasionalisme ini, Bung Karno sangat yakin bahwasanya penjajah Jepang akan bersedia mengembalikan kekuasaannya kepada rakyat Indonesia dan memberi kesempatan untuk memprolamasikan kemerdekaannya.

Pada dasarnya ajaran nasionalisme ini, Bung Karno bermaksud untuk mengingatkan rakyat Indonesia bahwasanya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia adalah sangat penting dalam mewujudkan cita-cita pembukaan UUD 1945 yang diperuntukkan demi tercapainya kemakmuran serta kesejahteraan bangsa Indonesia. Maka dengan demikian, upaya-upaya yang dilakukan oleh Bung Karno untuk mendukung tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia perlu diaktualisasikan oleh generasi generasi yang selanjutnya.

Ajaran nasionalisme juga bagian dari tujuan memajukan rakyat Indonesia dalam rangka suatu tercapainya kesejahteraan dan kedamaian diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan juga berimplikasi pula dalam menjaga kekondusifan dan ketertiban dunia atas dasar perdamain abadi serta keadilan sosial.

Pada tahun 1945 tepatnya pada pertengahan bulan Agustus, setelah pembuatan Pancasila dan UUD 1945 berhasil dibuat, ajaran sepekakuler ini bertumbuh menjadi nasionalisme yang harus dijiwai oleh semangat Pancasila dan UUD 1945. Hal ini berati bahwa rakyat seluruh Indonesia harus mencerminkan makna-makna yang terkandung dalam lima pokok Pancasila serta UUD 1945. (*)

*Moh. Nuruddin Mahasiswa Hukum Keluarga Islam Institut Agama Islam Nazhatut Thullab  Sampang Madura.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline