Lihat ke Halaman Asli

Huru-hara PSSI ( lagi )

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ketika kongres PSSI yang baru lalu berakhir dengan terpilihnya Johar arifin husin sebagai ketua umum PSSI yang baru, terus terang ada sedikit harap dari saya akan adanya perubahan PSSI kearah yang lebih baik dan mungkin ini bukan hanya harapan saya saja tapi harapan seluruh pecinta sepakbola nasional. Namun ternyata harapan hanya tinggal harapan, PSSI sekarang tidak lebih baik dari era Nurdin halid kalau tidak mau dikatakan lebih buruk. Bagaimana tidak ? Di era Nurdin halid tidak ada yang namanya klub "kloningan" seperti Persija yang sekarang ada dua, Persebaya juga ada dua, Arema juga tidak mau ketinggalan.

Dan yang lebih lucu lagi, kalau waktu itu IPL merupakan kompetisi ilegal dan ini diamini FIFA eeh...sekarang koq malah berbalik 180 derajat. ISL yang sejatinya sebagai liga resmi PSSI malah dikatakan sebagai liga ilegal. Makanya tidak bisa disalahkan apabila ada pendapat yang mengatakan ada aroma balas dendam dalam kepengurusan baru ini yang sengaja menjadikan ISL sebagai liga ilegal.

Bagaimana mungkin klub-klub yang sebelumnya tidak berkiprah di ISL sebagai liga tertinggi ditanah air bisa tiba-tiba berevolusi dan menjadi peserta ? Seperti jakarta FC yang "katanya" berevolusi menjadi Persija versi Hadi basalamah. Saya jadi penasaran juga bagaimana akhir dari huru-hara PSSI episode 2 ini, kongres luar biasa yang diajukan beberapa pengcab sudah jelas ditentang FIFA sebagai otoritas sepakbola internasional. Jalan satu-satunya mungkin arbitrase olahraga, dan apabila merunut ke kebijakan FIFA sebelumnya yang menyatakan IPL sebagai kompetisi ilegal seharusnya hal ini menjadi mudah. Tapi itupun semua sebaiknya dilakukan setelah mediasi yang dilakukan Tono suratman sebagai ketua KONI yang baru menemui jalan buntu.

Semoga ada titik temu ya, demi kemajuan sepak bola nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline