Akhir-akhir ini jagat maya digegerkan dengan peristiwa nyata, menurunnya minat beli masyarakat di pasar konvensional atau minat kunjung masyarakat ke pasar konvensional. Masalah ini menjadi perhatian pemerintah karena sudah banyak keluhan dari pedagang-pedagang yang biasa berjualan di pasar dengan sistem konvensional.
Akhirnya banyak dari masyarakat mengadukan bahwa penomena ini diakibatkan perpindahan minat beli masyaraakat di online shop, sehingga masyarakat lebih memilih membeli produk melalui pasar digital. Salah satu tindakan masyarakat atas aduan ini yaitu melarang tiktok shop untuk menghadirkan fitur shop pada flatform nya.
Jika kita melihat faktor yang paling dominan pada masalah ini tentunya kita melihat bahwa siapa yang paling di untungkan dan siapa yang paling di rugikan. Yang diuntungkan tentunya mereka yang mampu beradaptasi dengan perkembangan digital dan yang paling dirugikan tentunnya mereka yang bersikukuh mempertahankan mindset konvensionalnya.
Siapa yang salah?
Tentunya tidak bisa dikatakan bahwa pemerintah yang salah, serta tidak juga masyarakat yang salah, dan tidak juga pedagang yang salah. ini semua tentunya karena perkembangan iptek yang terus berlanjut serta banyaknya kebutuhan manusia yang perlu di permudah.
Namun jika kita melihat aspek lain, ada yang paling dominan mempengaruhi semua ini.
Harga, Kualitas dan Persaingan
Pernahkan anda melihat perang harga yang sangat sengit baik di pasar konvensional maupun di pasar digital. Bahkan banyak barang produksi luar yang masuk ke indonesia dengan harga yang menjatuhkan harga barang produksi lokal. Sudah tentunya tidak perlu saya perjelas siapa yang kerap melakukan ini.
Daya beli masyarakat sebagian besar memilih harga yang murah namun kualitas bersaing. Dan penomena ini bisa dikabulkan kebanyakan oleh produsen luar negeri. bisa anda lihat produk yang dijual di alibaba atau di e-commerce luar begitu banyak barang keluaran asing yang lebih murah harganya. Inilah yang banyak di manfaatkan oleh beberapa pelaku seler untuk meraup keuntungan yang besar tanpa memperhatikan dampak terhadap produsen lokal.
Seharusnya ini seharusnya diperhatikan pemerintah, membatasi dan memperketat pelaku impor produk-produk yang sebenarnya sudah banyak produsen nya di indonesia. Tentunya harapan besar pemerintah bisa secara cepat menemukan permasalahan akarnya dan secepatnya mengambil tindakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H