Siapa yang kenal kalimat ini? Ya, ini adalah ungkapan yang dilontarkan dari Charlie Chaplin, komedian legendaris asal Inggris.
Meskipun seorang komedian, rupanya Charlie Chaplin selalu melontarkan kata-kata bijak yang penuh renungan.
Banyak yang menganggap quote tersebut adalah motivasi untuk berhenti menangisi hal yang sama dan segera bangkit.
Mereka kemudian memaksa diri untuk berhenti menangis dan segera move on, sementara hati masih terluka.
Namun, ada sisi unik yang bisa diulas dari ujaran tersebut secara pemikiran yang mendalam fenomena tersebut.
Menangisi masalah yang sama
Mengapa manusia cenderung mudah untuk menangisi satu masalah yang sama daripada satu lelucon yang sama?
Pertama, kelemahan dari lelucon adalah sifat dan energinya yang tidak bertahan lama, selain itu lelucon kurang bisa mengakar kuat di benak.
Sehingga, jika ada orang yang melontarkan anekdot yang berulang secara substansi, lelucon tersebut akan mudah ditebak dan daya picu tertawanya berkurang.
Kedua, energi yang dihasilkan dari kesedihan jauh lebih kuat dan relatif bertahan lama daripada lelucon.
Hukum alam berbicara bahwa kesedihan selalu menggores hati hingga terluka, sialnya hati punya memori siapa, bagaimana, dan dengan apa ia terluka.
Maksudnya adalah memori hati merekam bagaimana masalah atau kesedihan itu datang dan membuatnya terluka.