Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Faiz Attoriq

Kontributor lepas

Apakah Islam Mengajarkan untuk Jadi Vegetarian?

Diperbarui: 29 April 2023   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menu daging yang paling dihindari oleh golongan yang hanya mau menu vegetarian. (Unsplash.com/Loija Nguyen)

Menjadi vegetarian saat ini mulai menjadi tren, wajar jika sekarang banyak yang mencari menu vegetarian yang benar-benar tanpa protein hewani.

Menurut klaim berbagai referensi, memilih menu vegetarian memiliki manfaat, antara lain menurunkan berat badan hingga menghindari hormon untuk menyuburkan hewan ternak.

Bahkan, memilih menu vegetarian menjadi tren yang katanya menyelamatkan lingkungan karena mengurangi emisi karbon.

Jika ada kelebihan, sudah menjadi hukum alam kalau ada kekurangan, termasuk untuk menu vegetarian bagi kaum vegan, apa itu?

Pertama, tidak semua gizi hewani di-cover oleh gizi nabati yang dikhawatirkan akan berdampak pada terhambatnya proses pertumbuhan akibat tidak terpenuhinya gizi seimbang.

Kedua, konsumen menu vegetarian akan mengalami anemia karena kekurangan zat besi (Fe), seng (Zn), vitamin B12, dan asam folat, penting untuk pembentukan sel darah merah.

Ketiga, osteoporosis rawan terjadi pada kaum vegan karena kurangnya asupan kalsium (Ca) yang kurang terlalu banyak di menu vegetarian.

Selain alasan sains atau medis, apakah dalam Islam diajarkan untuk hanya menyantap menu vegetarian?

Pandangan Islam tentang vegan
Menurut berbagai dalil, Islam tidak mengajarkan umatnya untuk hanya menyantap menu vegetarian, melainkan seimbang dengan hewani.

Bahkan, Islam menganjurkan secara implisit untuk menyantap daging dari hewan ternak yang sudah diciptakan, sebagaimana dalam Surah Al An'am ayat 141-142 berikut.

141. "Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), tetapi tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin), dan janganlah kalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline