Isu kesehatan mental mulai santer digaungkan oleh Generasi Milenial dan Generasi Z yang mulai tercerahkan.
Memang ada pergeseran paradigma tentang eksistensi kesehatan mental seiring bergantinya generasi.
Dulu, kesehatan mental dianggap mitos dan hanya karena keimanan yang terganggu, kini kesehatan mental adalah hal yang nyata.
Seperti halnya penyakit fisik, penyakit mental juga sama-sama benar adanya dan sudah ada terapinya, baik psikolog di bidang psikologi maupun psikiater di bidang medis.
Bahkan, kesehatan fisik dan kesehatan mental saling terkait: kesehatan fisik memengaruhi kesehatan mental dan sebaliknya.
Namun, masih banyak generasi tua yang tetap menolak kesehatan mental sebagai isu yang nyata.
Oleh generasi tua, kesehatan mental dianggap sebagai tameng menutupi kelemahan dan keengganan.
Mereka menganggap generasi muda menjadi lemah dan selalu menutupinya dengan isu kesehatan mental.
Padahal, semakin bertambahnya usia dunia, semakin banyak kemajuan, memang sebanding dengan semakin banyaknya tuntutan dan ekspektasi.
Pantas jika banyak generasi muda saat ini kerap mengalami patah hati, bahkan sampai di tahap depresi dan bunuh diri.
Misal, ada generasi muda yang memilih menganggur daripada tidak bahagia di tempat kerja yang lingkungannya tidak nyaman.