Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Faiz Attoriq

Kontributor lepas

Menghargai Orang yang Tidak Merokok

Diperbarui: 9 April 2023   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Larangan merokok. (Unsplash.com/Possessed Photography)

Bagi kebanyakan laki-laki Indonesia, merokok menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Banyak yang langsung mengisap rokok setelah makan di warung, kafe, atau menunggu di ruang publik.

Bahkan, ada saja yang menyetir sepeda motor atau mobil sambil mengisap rokok, padahal ini sangat mengganggu pengguna jalan, apa tidak bisa ditahan sebentar?

Ada stigma kalau laki-laki identik dengan rokok meskipun perempuan mulai merokok seiring berjalannya waktu.

Namun, apakah semua laki-laki adalah perokok? Nyatanya tidak semuanya, masih ada beberapa laki-laki yang tidak merokok.

Perempuan? Tidak terlalu banyak yang merokok karena stigma sosial gender terhadap kebisaan merokok.

Perkara merokok, mereka dengan bangga memamerkannya dan mengatakannya sebagai hak mereka yang perlu dihargai.

Padahal, orang-orang yang tidak merokok juga punya hak, yaitu hak atas udara yang bebas dari paparan asap rokok.

Mengapa? Banyak kandungan zat kimia berbahaya di asap rokok yang akan merusak sistem pernapasan manusia.

Terlebih bagi yang bukan perokok, zat-zat berbahaya tersebut tidak difilter seperti pada rokok, akibatnya lebih parah.

Tidak semua orang betah dengan asap rokok yang benar-benar membahayakan ini, tetapi tidak disadari oleh mayoritas perokok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline