Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Faiz Attoriq

Kontributor lepas

[Senandika] Menunggu itu Ada Batasnya

Diperbarui: 4 April 2023   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menunggu. (Foto: Unsplash.com/Clem Onojeghuo)

Karena cinta, aku rela menunggumu agar mau bersamaku, tidak peduli dengan berapa lama waktu yang terbuang.

Ya, karena dengan hati, aku rela menghabiskan waktuku hanya untuk menantikanmu agar aku dan kamu menjadi kita untuk selamanya.

Dengan sabar, aku tetap di sini sampai kamu mengatakan '"Ya!" saat aku melontarkan "Sudikah kamu agar menjadi kita selamanya?"

Sesabar itu aku, karena di tiap relung pikiran dan hati ini hanya ada kamu dan semua tentang dirimu.

Sampai-sampai, aku melewatkan kesempatan menjalin kasih bersama orang lain karena apa? Karena hanya menginginkanmu.

Namun, itu dulu, hanya menjadi cerita pemanis yang sudah kedaluwarsa karena terlalu lama menunggumu yang tidak kunjung ada.

Apa yang tidak terbatas di dunia ini? Waktu punya batasnya, begitu pula dengan kesabaran untuk menunggumu.

Kamu tidak kunjung untuk datang untukku, tidak juga berkenan agar meleburkan ceritamu menjadi cerita kita.

Bahkan, kamu memilih untuk bahagia bersama orang lain, bukan denganku yang sudah menunggu jawabanmu sekian lama.

Aku menertawakan diriku sendiri, mengapa aku sebodoh ini menunggumu yang tidak pernah mau denganku.

Bahkan, menoleh padaku saja tidak mau, aku tidak peka dengan kode penolakan darimu yang memilih untuk pergi dan melabuhkan hati padanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline