Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan mental adalah sesuatu yang nyata meski tidak tampak.
Sudah banyak penelitian yang membuktikan eksistensi masalah kesehatan mental dan ada algoritma penyembuhannya.
Terapi bisa dilakukan oleh psikolog apabila hanya masalah psikologis, seperti diajak mengobrol atau hipnoterapi.
Sedangkan jika terindikasi ke gangguan sistem saraf, di sinilah psikiater dan dokter jiwa mengambil peran.
Banyak obat yang saat ini beredar (harus dengan resep dan kontrol ketat) untuk meredakan gangguan kesehatan mental.
Meskipun demikian, masih banyak masyarakat Indonesia yang menyangkal eksistensi kesehatan mental dan masalahnya.
Bahkan, ada yang menganggap masalah kesehatan mental seperti depresi, frustrasi, stres, bahkan hasrat ingin bunuh diri dikaitkan dengan kurangnya keimanan.
Saya pernah berniat ingin menceritakan masalah saya, malah dicap sebagai orang yang tidak beragama.
Apa yang orang-orang minta kepada saya? Banyak-banyak mengingat Tuhan, katanya saya kurang beribadah, begitulah.
Padahal, antara kesehatan mental beserta masalahnya dengan keimanan sama sekali tidak memiliki korelasi.
Gangguan kesehatan mental tidak pandang bulu, bahkan bisa terjangkiti oleh orang yang kadar keimanannya tinggi sekali pun.