Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Faiz Attoriq

Kontributor lepas

Puasa sebagai Sarana Reparasi Hati

Diperbarui: 24 Maret 2023   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Unsplash.com/Abdullah Arif

Syukur alhamdulillah, kita diberi kesempatan bisa menikmati bulan suci Ramadan 1444 H yang sudah memasuki hari kedua.

Ramadan datang bukan hanya waktu untuk mengistirahatkan pencernaan dari tugas rutinnya, atau anak-anak bilangnya sebagai momen menahan lapar dan haus.

Bulan tersebut juga sebagai bulan yang agung dan mulia karena amalan dilipatgandakan sebanyak-banyaknya, seperti Hadis Qudsi berikut.

"Allah 'azza wa jalla berfirman: "Setiap amalan manusia itu bagi dirinya, kecuali puasa. Karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalas pahalanya"." (H.R. Bukhari: 1904 dan Muslim: 1151)

Bukan hanya bulan yang spesial, Ramadan juga bisa diartikan sebagai waktu untuk mereparasi hati setelah 11 bukan terpakai.

Jika sudah terbiasa dengan filosofi kupu-kupu sebagai analogi puasa untuk mencapai kesempurnaan spiritual, saya punya analogi lain: otomotif.

Ibarat mobil atau motor, perlu waktu untuk servis total agar performa yang lebih baik, pastinya di waktu itu kendaraan kita berhenti.

Ramadan datang sebagai waktu 'servis total', mungkin komponen seperti kesabaran, kepekaan, nurani, atau kemampuan menerima kebenaran sudah aus.

Bagaimana tidak aus, hati kita sudah diforsir sebagai rem sekaligus tameng dalam 'pertarungan hidup' selama 11 bulan.

Uniknya, selama masa 'servis total' tersebut, kita tetap beraktivitas normal seperti biasanya meskipun durasi pekerjaan diperpendek.

Hal ini sangat unik karena hati kita direparasi sekaligus diujicobakan pada waktu yang sama, dan itu berjalan selama sebulan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline