Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Faiz Attoriq

Kontributor lepas

AI, Childfree, dan Revolusi Industri 5.0

Diperbarui: 1 Maret 2023   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran AI di Revolusi Industri 5.0 akan menimbulkan konflik sosial, seperti childfree. (Foto: Unsplash.com/Andy Kelly)

Memasuki era kecerdasan buatan atau sering disebut artificial intelligence (AI), hampir segala lini kehidupan diambil alih teknologi ini.

Misalkan, sudah mulai banyak industri atau perusahaan tertentu yang sudah mengandalkan teknologi tiruan dari kecerdasan yang dimiliki manusia ini.

Dengan kecerdasan artifisial, pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi bisa diselesaikan secara cepat.

Tidak hanya itu, kesalahan yang sering muncul akibat human eror bisa ditekan dengan teknologi ini sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas.

Jadi, manusia hanya sebagai operator dengan menjalankan program dengan perintah tertentu, selebihnya AI yang bekerja.

Namun, kehadiran era kecerdasan buatan dapat menimbulkan konflik sosial dengan manusia sebagai pemilik kecerdasan alamiah.

Dampaknya akan mengurangi tenaga kerja manusia sebagai pemilik dan cetak biru kecerdasan natural.

Kehadiran teknologi AI cukup pelik, contohnya adalah meningkatnya pengangguran karena PHK atau tidak kunjung mendapatkan pekerjaan.

Apabila masalah ini tidak segera dicarikan solusinya, angka pengangguran akan meningkat.

Childfree
Akan ada dampak lahirnya era kecerdasan buatan secara tidak langsung, yakni akan banyak pasangan suami-istri yang memutuskan untuk childfree.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline