Lihat ke Halaman Asli

Mencari Korelasi Pencapresan Jokowi dengan Terdongkaknya IHSG dan Rupiah

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebenarnya saya sudah begitu lama tidak membuka laman kompasiana ini, alasannya cukup sederhana kalau ternyata postingan saya tak begitu digemari oleh kompasianer yg lainnya.... ya kita akui saja kalau tulisan saya mungkin kurang bermutu atau kurang menarik untuk dibaca atau emang postingan saya banyak bersebrangan dengan tivikal kompasianer yang lain,  yang mengagumi sifat-sifat keuniversalan dan liberalistik.... mudah-mudahan yang satu ini hanya prasangka saya saja.

Merujuk pada judul diatas, mula-mula saya tergelitik dengan Breaking News  Metro TV tadi siang, yang memberitakan secara khusus pencapresan JOKOWI yang maju dari PDIP, yang mana Megawati sebagai Ketua Umum PDIP memberikan mandat kepada jokowi untuk maju dalam bursa Capres 2014. Mungkin sebagian masyarakat kita sudah tidak begitu kaget tentang kabar pencapresan Jokowi oleh PDIP, karena sinyal-sinyal kearah sana semenjak Jokowi jadi Gubernur DKI sudah semakin santer terdengar terlebih Jokowi sering mendampingi megawati untuk berkampanye mendukung calon gubernur dibeberapa daerah misalnya, Jabar, Jateng dan Sumut.

Yang menjadi penasaran saya adalah semenjak Jokowi mengikrarkan diri siap dicalonkan untuk RI-1 terjadi respon positif di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana IHSG sebelum jokowi nyapres berada dijona merah kisaran 4700 point tapi setelah jokowi nyatakan siap nyapres IHSG melonjak hingga mencapai 2 % naik 100 point. Pada waktu bersamaan Rupiah pun menguat berada pada level 11.330 /$ Dollar. Kenyataan seperti ini sangat jarang terjadi di negeri ini, dari dulu semenjak pencapresan Gusdur, Megawati dan SBY, pasar menanggapi biasa-biasa saja tidak mengalami trend yang spekulatif.

Yang menjadi pertanyaan" kenapa sesosok Jokowi diterima oleh pasar, yang baru mengikrarkan diri siap untuk di capreskan saja trend positifnya sangat luar biasa sekali, apalagi bila takdir menghampiri Jokowi menjadi Presiden beneran, mungkin IHSG kita bisa tembus 20.000 seperti nasdaq dan rupiah bisa tembus 1000/$ Dollar. Untuk jawabannya ya nanti tunggu tanggal mainnya. Tapi tidak terlalu berlebihan kalau saya mempunyai kesimpulan kalau Jokowi sangat didukung oleh kalangan kapitalis global dan pemodal-pemodal asing yang  punya kepentingan kedepan untuk lebih menancapkan hegomoninya di negeri ini. Apalagi asumsi saya didukung dengan fakta bahwa sehari sebelum Jokowi mendapatkan mandat dari Ketum PDIP, Megawati pada malam harinya mengumpulkan para pengusaha dan konglomerat yang mendukung PDIP untuk merapatkan barisan mendukung dan membiayai Jokowi untuk melenggang mulus menuju RI-1.

Kalau ternyata pencapresan Jokowi berdasarkan loby-loby dan desakan kalangan pengusaha kepada Megawati, saya kira jargon yang selama ini didegung-degungkan oleh PDIP sebagai partai wong cilik hanya life service saja dan untuk membodohi rakyat. Para pengusaha tak segampang itu memberikan dukungan kepada jokowi maju menjadi capres yang tentunya mereka siap menggelontorkan dananya untuk pemenangan Jokowi, kalau dibalik itu ada deal-deal tertentu antara jokowi dengan pengusaha. yang intinya mereka bisa lebih leluasa mengeruk kekayaan negeri ini untuk kepentingan pribadi.

Ya itu lah potret sebuah negeri yang namanya Indonesia, selalu dipermainkan oleh kalangan kapitalis dengan segala cara mereka gunakan untuk membodohi rakyat. mereka miliki segalanya dari finansial sampai media. Orang yang tadinya biasa-biasa saja seperti jokowi disulap menjadi manusia setengan dewa. apapun aktivitas jokowi selalu  menjadi  pemberitaan yang wajib untuk diberitakan, aksi blusukan sebagai modal pokok jokowi untuk meraup simpati masyarakat bawah ternyata berhasil menutup mata hati, yang mana kenyataannya blusukan jokowi tak mempengaruhi Jakarta terhindar dari Banjir dan Macet.

Yang ada hanya Indonesia akan semakin jauh dari dari sebuah negeri yang berdaulat, menjadi tuan di negeri sendiri yang ada hanya jongos-jongos ditelapak sang kapitalis yang serakah dan tamak. Wallohu A'lam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline